POS KUPANG, COM, SOE - Ini kisah perjuangan seorang guru honorer di Fatukopa, Kabupaten TTS. Bukannya mengeluh, guru honorer di SDI Nunfutu Fatukopa- TTS bernama Titin Hayong ini nyambi jualan kue untuk mendapat penghasilan tambahan.
Setiap bulan Titin digaji Rp 350 ribu, itupun dibayar setiap tiga bulan sesuai mekanisme pencairan dana BOS.
Titin mengajar sebagai guru honor sejak tahun 2016 mengasuh mata pelajaran agama Kristen merangkap wali kelas. Namun namanya baru masuk Dapodik tiga bulan lalu. "Karena keterbatasan guru, saya mengajar agama dari kelas 1-3 merangkap wali kelas 3," ujarnya.
Titin mengaku walau gajinya sebagai guru honorer kecil namun tetap menikmati profesi sebagai seorang guru. Titin tinggal di rumah darurat dekat sekolah untuk menghemat biaya transportasi.
"Rumah saya di SoE, di Kampung Sabu. Jarak SoE-Fatukopa sekitar 70 kilometer. Makanya saya memilih tinggal di dekat sekolah. Dua minggu sekali baru balik SoE," pungkasnya. *
• Agnez Mo Ngaku Cuma Numpang Lahir di Indonesia, Respon Hotman Paris Curi Perhatian, Sindir?
• Ashanty Terjangkit Autoimun, Ambruk saat Sholat Maghrib, Minta Anang Tinggalkan Dia, Aku Mau Mati
• Miyabi Usai Pensiun dari Film Dewasa, Begini Kehidupan Maria Ozawa Sekarang, Pakai Hijab?
Di SMP Negeri Bokong Gaji Guru Honorer Rp. 250.000 per Bulan
POS-KUPANG.COM|SOE -- Hari ini, Senin (25/11/2019) diperingati sebagai hari guru nasional.
Namun salah satu permasalahan yang masih membelit profesi guru, khususnya guru berstatus guru honorer adalah masih rendahnya upah yang diperoleh.
Di SMP Negeri Bokong, terdapat 12 guru honorer yang digaji Rp.250.000 per bulan. Upah ini dialokasikan dari 15 persen dari total alokasi dana Bos yang diterima pihak sekolah.
Kepala Sekolah SMP Negeri Bokong, Daniel Halla membenarkan masih sangat rendahnya gaji guru honorer di sekolah yang dipimpinnya. Dirinya mengaku tak bisa berbuat apa-apa untuk menghadapi persoalan tersebut.
Anggaran dari komite tak bisa dialokasikan untuk menambah pendapatan guru honorer.
"Di sekolah kami gaji honorer hanya Rp. 250.000 per bulan. Kami tidak bisa harap dari komite karena murid si sekolah kami hampir semua merupaka. Warga tidak mampu," ungkapnya kepada pos kupang.com, Senin (25/11/2019) di taman bu'at.
Dirinya mengaku, di bawah tahun 2018, SMP Negeri Bokong hanya memiliki satu guru berstatus PNS yaitu dirinya.
Sedangkan, guru lainnya hanya berstatus guru honorer. Barulah di tahun 2018, sekolahnya mendapatkan alokasi dua orang guru berstatus CPNS yang baru saja lulus CPNS 2018.
"Dulu saya sendiri guru PNS, Sekarang baru ada tambahan dua guru PNS yang baru lulus seleksi CPNS," tuturnya.
Pada tahun 2018 lalu, 6 dari 12 guru honorer mendapatkan insentif dari Pemda TTS. Namun untuk tahun ini, dirinya belum mengetahui apakah ada peningkatan jumlah penerima insentif yang bersumber dari APBD tersebut.
• Polisi Tingkatkan Status Hukum Kasus Kematian ASN Dishub Ende
• Kepsek SMAK Syuradikara Ende, Hari Guru Tidak Sekedar Seremoni
"Tahun lalu enam guru honorer ada dapat insentif. Tetapi untuk tahun ini saya belum dapat informasi apakah mereka dapat lagi atau tidak," bebernya. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Dion Kota)
Anggaran Insentif Guru Honorer Terus Alami Penurunan
POS-KUPANG. COM|SOE -- Perhatian pemerintah Kabupaten TTS untuk mensejahterakan guru honor patut dipertanyakan. Pasalnya, anggaran insentif guru honor tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan.
Penurunan anggaran berdampak pada semakin sedikitnya guru honorer yang bisa menikmati anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten TTS ini.
Jika pada tahun 2017 ada sekitar 3000 lebih guru honorer yang menikmati insentif dari Pemda TTS, angka ini menurun pada tahun 2018 menjadi 2000 lebih.
Angka ini kembali mengalami penurunan di tahun 2019 menjadi 1000 lebih. Di tahun 2020, angka ini akan kembali menurun di angka 1000 guru honorer penerima insentif.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten TTS, Edison Sipa. Dirinya mengaku, penurun anggaran insentif guru tak lepas dari rasionalisasi anggaran yang dilakukan Pemda guna menutupi utang pihak ketiga.
Anggaran dinas pendidikan terus mengalami penurunan dari angka 30 miliar, menjadi 12 miliar dan di tahun 2020 kembali turun di angka 10 miliar.
" Kita terpaksa mengurangi jumlah penerima insentif karena anggaran kita juga terkena rasionalisasi. Tahun 2020 saja kita hanya dapat anggaran 10 Miliar," ungkap Edison.
Oleh sebab itu, lanjut Sipa, pada tahun 2020, Dinas Pendidikan akan menerapkan tiga kategori penerimaan insentif guru honorer. Untuk guru di tempat yang sangat terpencil diberikan insentif sebesar 1 juta perbulan.
Untuk guru di tempat terpencil 500 ribu perbulan. Sementara untuk guru honorer di perkotaan hanya dikenakan insentif sebesar 250 ribu.
"Tahun depan kita tidak pukul rata semua 250 ribu lagi. Kita berlakukan tiga kategori," tegasnya.
Terpisah, ketua komisi IV DPRD TTS, Marthen Tualaka membenarkan adanya penurunan alokasi anggaran untuk dinas pendidikan.
Hal ini disebut Marthen akan berdampak pada jumlah penerima insentif guru honorer. Dirinya menyebut semakin sedikitnya alokasi anggaran untuk guru honorer menunjukkan jika pemerintah belum berpihak pada kesejahteraan guru honorer.
"Kita masih sementara bahas anggaran di Banggar dan belum ada angka pastinya. Kita masih terus berupaya agar insentif guru honorer tidak boleh dihilangkan," tegas Marthen.
Ia menyebut, keberadaan insentif guru honorer selain untuk mensejahterakan guru honorer tetapi juga memotivasi guru honorer untuk bekerja dengan maksimal.
• Pria Ini Nekat Cabuli Anak Uusia 9 Tahun Pulang ke Rumah Saat Mabuk,
• Dokter Kandungan Cabuli Remaja 15 Tahun, Polisi Periksa 8 Saksi, Kronologi Info
"Kita utamakan insentif guru honorer untuk daerah terpencil yang akses jalannya buruk dan jumlah siswa sedikit. Kita akan perjuangkan di Banggar agar anggaran untuk insentif guru honorer tetap ada," tegasnya. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Dion Kota)
Di SMP Negeri Bokong Gaji Guru Honorer Rp. 250.000 per Bulan
POS-KUPANG.COM|SOE -- Hari ini, Senin (25/11/2019) diperingati sebagai hari guru nasional.
Namun salah satu permasalahan yang masih membelit profesi guru, khususnya guru berstatus guru honorer adalah masih rendahnya upah yang diperoleh.
Di SMP Negeri Bokong, terdapat 12 guru honorer yang digaji Rp.250.000 per bulan. Upah ini dialokasikan dari 15 persen dari total alokasi dana Bos yang diterima pihak sekolah.
Kepala Sekolah SMP Negeri Bokong, Daniel Halla membenarkan masih sangat rendahnya gaji guru honorer di sekolah yang dipimpinnya. Dirinya mengaku tak bisa berbuat apa-apa untuk menghadapi persoalan tersebut.
Anggaran dari komite tak bisa dialokasikan untuk menambah pendapatan guru honorer.
"Di sekolah kami gaji honorer hanya Rp. 250.000 per bulan. Kami tidak bisa harap dari komite karena murid si sekolah kami hampir semua merupaka. Warga tidak mampu," ungkapnya kepada pos kupang.com, Senin (25/11/2019) di taman bu'at.
Dirinya mengaku, di bawah tahun 2018, SMP Negeri Bokong hanya memiliki satu guru berstatus PNS yaitu dirinya.
Sedangkan, guru lainnya hanya berstatus guru honorer. Barulah di tahun 2018, sekolahnya mendapatkan alokasi dua orang guru berstatus CPNS yang baru saja lulus CPNS 2018.
"Dulu saya sendiri guru PNS, Sekarang baru ada tambahan dua guru PNS yang baru lulus seleksi CPNS," tuturnya.
Pada tahun 2018 lalu, 6 dari 12 guru honorer mendapatkan insentif dari Pemda TTS. Namun untuk tahun ini, dirinya belum mengetahui apakah ada peningkatan jumlah penerima insentif yang bersumber dari APBD tersebut.
• Polisi Tingkatkan Status Hukum Kasus Kematian ASN Dishub Ende
• Kepsek SMAK Syuradikara Ende, Hari Guru Tidak Sekedar Seremoni
"Tahun lalu enam guru honorer ada dapat insentif. Tetapi untuk tahun ini saya belum dapat informasi apakah mereka dapat lagi atau tidak," bebernya. (Laporan Reporter Pos Kupang.Com, Dion Kota)