Pengakuan Napi Narkoba di Kupang, Mengaku Dijebak Hingga Tak Diperhatikan Manajemen

Penulis: Ryan Nong
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Narkoba

Ia memang sempat merasa janggal karena saat sebelum berangkat, ia dibelikan tiket sebanyak tiga kali. 

"Kayaknya sudah ada informasi, soalnya teman ini beli tiket dari Surabaya tiga kali, jadi asumsi saya kemungkinan besar mau jebak. Tapi kita bawa barang, jadi terima saja," ujarnya. 

Ia mengaku memang sering menggunakan sabu-sabu sejak tahun 2015 lalu. Kadangkala bersama teman yang ia duga telah menjebaknya itu. Sebelumnya, ia juga mengaku sejak kuliah telah menggunakan ganja. 

"Kami pernah sama-sama masuk sel, tapi kalau dalam kasus ini, kalau di urut nanti dia sebagai pemakai, beta sebagai kurir, beta punya cs sebagai bandar, itu tukang bangunan dan kami beli dari dia," tambahnya.

Ia tak mau mengelak dan mengikuti proses hukum dalam kasus itu. Ia kemudian divonis dengan hukuman penjara lima tahun dan subsider empat bulan kurungan. 

Setelah menjalani masa hukuman, Ben dan Rez mengaku merasa lebih baik. Terutama karena di Lapas Kelas IIA Kupang telah diterapkan program rehabilitasi sosial. 

Meskipun awalnya terasa berat, namun dalam waktu dua hingga tiga bulan, mereka merasa pulih dari ketergantungan. "Sakit" yang dialami oleh mereka pun berangsur baik. 

"Saya direhab rasanya dapat pemulihan kepribadian, karena ini membantu mengubah diri saya menjadi lebih baik dan lebih bisa berkarya," ujar Rez terkait rehabilitasi yang dijalaninya di Lapas Kelas IIA Kupang.

"Ini program yang sangat bagus terutama rohani dan kepribadian, sangat banyak berubah. Awal awal memang ada (ketergantungan), tetapi dengan berjalannya waktu sudah tidak ada sakit, sudah sibukan diri dengan program dan kegiatan kegiatan," tambahnya. 

Senada, Ben pun mengaku awalnya kesulitan untuk mengikuti rehabilitasi, namun berangsur angsur perlahan dapat melaksanakan rencana dan program yang diberikan oleh para pembina dan pendamping di Lapas. 

"Ini pendekatannya pakai hati jadi kita merasa. Pendampingan di sini sudah seperti keluarga sehingga pelan pelan kita tersentuh," ujar Ben. 

Meski demikian, ia mengaku bahwa setelah mengikuti rehabilitasi sosial tersebut, ia merasa lebih tenang dan mampu mengintrospeksi kesalahan dan mau bangkit berubah. 

"Pendekatannya bagus, jadi sekarang kita melakukan rencana dan program termasuk refreshing dan mengembangkan bakat kita di sini. Selain itu kita diteguhkan dan diingatkan dengan tanggung jawab kepada keluarga," katanya.

Meskipun sulit pada awalnya, namun ia mengaku mampu melawan keinginan untuk menggunakan barang haram tersebut setelah mengikuti rehabilitasi

Sesekali memang ada keinginan untuk menggunakan lagi. Ini diakuinya karena terkadang ingatan ingatan tentang barang haram itu muncul.

Ketahuan Sudah Inilah Sosok Calon Suami Luna Maya Pengusaha Kaya dan Mapan Ariel NOAH Mundur?

Tawarkan Visi TTU Bersinar, Frengky Saunoah Daftar Bakal Calon Bupati di Partai Hanura

Terciduk Nonton Konser Bareng Ariel NOAH, Inilah 8 Potret Febiola Tassignon, Teman Sophia Latjuba?

Tetapi ia berkomitmen untuk keluarga kecilnya dan berjuang untuk menjadi sosok ayah dan suami yang lebih baik bagi keluarga yang selalu setia mendukungnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ryan Nong)

Berita Terkini