Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota
POS-KUPANG.COM | SOE - Untuk mengurus dokumen kependudukan, seperti e-KTP, kartu keluarga dan akta, masyarakat TTS harus datang dinihari (sekitar pukul 02.00 hingga 03.00 Wita).
Hal ini untuk memastikan masyarakat masuk dalam daftar antrean nomor 1 hingga 100. Sebab, di atas nomor antrean 100 masyarakat tidak dilayani lagi.
Baca: Walau Tahu Yeheskial Menderita Kanker Gusi, Tapi Paulina Tulus Menerima Cintanya
Hal ini diungkapkan beberapa warga TTS yang rela datang dinihari untuk bisa masuk dalam daftar 100 antrean pengurusan dokumen kependudukan.
Kalep Maneys, warga Kecamatan Amanuban Timur yang ditemui POS-KUPANG.COM di halaman Kantor Disdukcapil TTS, Rabu (25/4/2018), mengaku, dia sudah tiga hari berturut-turut mengantrr di Kantor Disdukcapil TTS untuk proses perekaman e-KTP.
Baca: Warga Jadi Korban Keracunan, Kapolres Sikka Ingatkan Ini Kepada Penjual Bakso
Pada hari pertama dan kedua, dia gagal masuk dalam daftar 100 antrean karena kalah cepat dengan warga lainnya. Barulah di hari ketiga Kalep berhasil masuk daftar 100 antrean.
Untuk masuk dalam daftar antrean tersebut, dia harus datang sekitar pukul 03.00 Wita. "Pak sudah dua hari di Kota Soe. Saya tinggal di rumah keluarga di Nonohonis biar lebih dekat ke Kantor Disdukcapil. Saya bangun pagi-pagi buta tidak cuci muka lagi langsung ke sini supaya bisa daftar diri untuk urus dokumen kependudukan, " kata Kaleb.
Baca: Truk Barang Dipakai Mengangkut Penumpang, Ini Peringatan Keras Polres Manggarai
Nasib berbeda justru dialami Marthen Soinbala, warga RT 03/RW 01 Desa Nobi-Nobi Kecamatan Amanuban Tengah. Ia bersama anaknya, Yuserius Soinbala (17) yang hendak mengurus e-KTP gagal masuk dalam daftar 100 antrean. Padahal, ia bersama anaknya sudah datang dinihari, namun kalah cepat dengan warga lainnya.
"Tadi setelah kami tiba, saya masuk tanya di petugas, tetapi kami diminta untuk pulang dan hari ini kembali untuk ikut antrean untuk mendaftarkan diri baru bisa dapat pelayanan. Padahal kami datang kantor belum buka pelayanan," keluhnya. (*)