Belu Terkini

Program JKN Beri Perlindungan Kesehatan Tanpa Hambatan Biaya

Namun, setelah beberapa kali memanfaatkan program ini ia tersadar jika ternyata program ini sangatlah membantu bagi dirinya dan keluarga.

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO-IRMA
JALANI RAWAT INAP - Latifah Rasid Magang (24), salah satu peserta JKN yang berprofesi sebagai guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Belu yang sudah empat hari menjalani rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mgr Gabriel Manek SVD Atambua. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan telah menjadi tonggak penting sebagai pemberi jaminan akan akses pelayanan kesehatan yang merata bagi seluruh masyarakat Indonesia. 

Manfaat Program JKN semakin banyak dirasakan masyarakat Indonesia. Mulai dari peserta berusia lanjut, hingga usia produktif bisa merasakan layanan di fasilitas kesehatan tanpa hambatan finansial.

Hal inilah yang dirasakan oleh Latifah Rasid Magang (24), salah satu peserta JKN yang berprofesi sebagai guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Belu.

Ia bercerita sudah empat hari ia harus menjalani rawat inap di RSUD Mgr Gabriel Manek SVD Atambua.

“Trombosit saya turun sampai di angka 35.000, akhirnya dokter menyarankan agar saya menjalani rawat inap saja. Dari penjelasan dokter, dikhawatirkan jika dibiarkan dan tidak dirawat inap akan tambah parah,” jelas Latifah, Senin (15/9/2025). 

Baca juga: Terbantu JKN Selama Kehamilan, Hildiani Sudharti : Kami Tak Perlu Lagi Pikir Biaya Mahal

Trombosit merupakan salah satu komponen dalam darah yang berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah dan menghentikan pendarahan.

Kadar trombosit normal pada wanita adalah di kisaran angka 157.000 hingga 371.000 mcL. Kadar yang dimiliki Latifah sudah pasti sangat jauh di bawah angka normal yang seharusnya.

“Awalnya saya mengalami panas tinggi yang naik turun, jadi saya masih merasa ini tidak parah makanya belum di bawa ke rumah sakit sebab merasa akan sembuh dengan sendirinya. Karena demamnya naik turun saya sempat berfikir bahwa saya terkena malaria,” tambah Latifah.

Latifah menceritakan jika ia jarang sekali sakit apalagi sampai harus melakukan rawat inap di rumah sakit. Sebelumnya setiap Latifah merasa tidak enak badan ia akan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dimana ia terdaftar, karena ia paham akan alur pelayanan JKN.

“Selama sakit saya menjalani perawatan mandiri di rumah. Dan pada hari ketujuh saya sudah merasa lumayan sehat, namun ternyata saya salah puncak nya di hari ke delapan dimana saya merasa demam saya naik drastis, karena demam nya tidak kunjung turun akhirnya langsung dilarikan ke IGD rumah sakit dan benar langsung di rawat inap,” cerita Latifah.

Latifah menjelaskan pengalaman nya selama menggunakan Program JKN dalam mengakses pelayanan kesehatan, ia mengatakan bahwa pelayanan yang didapatkan baik dari rumah sakit, maupun di FKTP sangatlah memuaskan.

Baca juga: Jumlah Pasien Cuci Darah Pakai JKN KIS di RSUD Atambua Tembus 300 Orang per Bulan

Jika dinilai dari angka satu hingga sepuluh, Latifah memberikan nilai sepuluh untuk pelayanan yang ia terima.

“Saya tidak diminta fotokopi berkas pada saat pendaftaran. Hanya menunjukkan saja identitas peserta kami yang asli. Saya rasa tidak ada kendala saat memanfaatkan layanan penjaminan JKN. Pelayanan di rumah sakit juga sudah baik menurut saya, setiap pagi dokter datang untuk melihat perkembangan kondisi saya. Tidak ada permintaan untuk membayar apa-apa. Jadi saya tidak mengeluarkan biaya untuk berobat,” ujar Latifah.

Latifah menyatakan jika awalnya ia sempat merasa bahwa Program JKN tidak terlalu penting bagi ia dan keluarga.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved