Belu Terkini
Tanpa Biaya, Tanpa Khawatir Begini Manfaat JKN yang Dirasakan Mery
Tak ingin mengambil risiko, ia akhirnya memeriksakan diri ke Puskesmas Atapupu untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Mery Juliad Logodju (47), seorang ibu rumah tangga yang berdomisili di Atapupu, Kabupaten Belu, menjadi salah satu dari sekian banyak peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang telah merasakan langsung manfaat dari program tersebut.
Sebagai peserta dari segmen Penerima Bantuan Iuran (PBI JK), Mery mengaku sangat terbantu dalam hal akses dan pembiayaan pelayanan kesehatan, terlebih saat ia menghadapi kondisi darurat dan memerlukan penanganan medis secara intensif.
Dalam keterangannya, (19/8/2025) Mery menceritakan bahwa pada tahun 2023, ia mengalami kondisi demam tinggi yang berlangsung lebih dari seminggu.
Tak ingin mengambil risiko, ia akhirnya memeriksakan diri ke Puskesmas Atapupu untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Program JKN Jamin Pengobatan Prostat Wellen Lahbo
Dari hasil pemeriksaan, Mery kemudian dirujuk ke rumah sakit karena kondisinya yang terus memburuk.
“Saat itu saya selalu menggigil setiap sore hari dan meskipun sudah minum obat, demamnya turun sementara lalu kembali tinggi lagi. Badan sudah lemas dan panas tidak turun-turun. Setelah diperiksa di rumah sakit, ternyata leukosit saya tinggi sekali. Saya juga mengalami batuk berkepanjangan dan harus ambil dahak untuk diperiksa,” tutur Mery.
Di rumah sakit, Mery dirawat selama 13 hari. Selama masa perawatan itu, ia tidak dikenakan biaya apapun. Semua pelayanan medis, termasuk pemeriksaan laboratorium, obat-obatan, hingga perawatan inap, sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Mery merasa sangat bersyukur, karena tanpa Program JKN, biaya pengobatan yang ia jalani mungkin akan sangat sulit untuk ditanggung keluarganya secara mandiri.
“Saat mau keluar rumah sakit untuk pulang ke rumah, saya cukup tanda tangan surat saja. Tidak diminta bayar apapun. Semua prosesnya mudah, cepat, dan tidak ribet. Kami sudah merasakan betul manfaatnya,” tambahnya.
Saat itu bukan kali pertama Mery menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Pada tahun 2016, ia juga pernah menjalani operasi miomektomi di Rumah Sakit Umum Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.
Baca juga: Raja Manuaman Lidak Ajak Semua Masyarakat di Belu Bersatu Jaga Adat dan Bangun Daerah
“Saya mengalami gangguan menstruasi yang tidak teratur disertai kadar hemoglobin yang sangat rendah hingga membutuhkan transfusi darah. Setelah diperiksa, ditemukan miom di rahim saya yang telah membesar hingga mencapai sembilan sentimeter. Dokter mengatakan harus segera dioperasi. Puji Tuhan operasi berjalan dengan lancar dan saya dirawat selama dua minggu di rumah sakit,” jelas Mery.
Pengalaman-pengalaman ini membuat Mery semakin yakin bahwa keberadaan Program JKN sangatlah penting bagi masyarakat, khususnya bagi mereka yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi.
Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena telah terdaftar sebagai peserta JKN dan berharap program ini akan terus berlanjut serta ditingkatkan.
“Seandainya tidak ada JKN, pasti kami akan kesulitan. Biaya berobat sekarang sangat mahal. Dan bagi kami yang penghasilannya terbatas, tentu sangat berat. Tapi dengan adanya JKN ini, semua menjadi lebih mudah. Saya benar-benar berterima kasih,” ucapnya penuh haru.