Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 16 Agustus 2025, "Biarkanlah Anak-anak itu Datang Kepada-Ku!"

Ironisnya sebagian pelaku kekerasan tersebut adalah justru orang-orang terdekat si anak. Ada orang tuanya sendiri, saudaranya, guru atau pendampingnya

Editor: Eflin Rote
dok-pribadi
Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Sabtu,16 Agustus 2025
Stefanus dr Hungaria
Yos. 24:14-29; Mzm. 16:1-2a,5,7-8,11; Mat. 19:13-15
Warna Liturgi Hijau

Biarkanlah Anak-Anak Itu Datang Kepada-KU!

Saat ini kita berada dalam situasi darurat anak. Begitu sering kita mendengar berita tentang kekerasan pada anak.

Mereka menjadi korban kekerasan dalam macam ragam bentuk dari yang paling ringan-halus sampai yang berat-kasar, entah korban kekerasan hati dan pemaksaan keinginan orang tua yang tidak sesuai minat atau talenta anak, korban KDRT (kekerasan dalam rumah tangga), korban perceraian, eksploitasi, diskriminasi, mempekerjakan anak, perdagangan anak, pelecehan seksual, maupun bentuk-bentuk kekerasan lain. 

Ironisnya sebagian pelaku kekerasan tersebut adalah justru orang-orang terdekat si anak. Ada orang tuanya sendiri, saudaranya, guru atau pendampingnya yang seharusnya melindungi anak.

Bacaan Injil Matius (19: 13-15) hari ini mengisahkan para murid Yesus memarahi orang-orang yang membawa anak-anak kepada Yesus. Mungkin, para murid menganggap anak-anak akan mengganggu Yesus yang sedang mengajar atau sedang istirahat sesudah mengajar.

Karena itu, mereka marah dan melarang orang-orang mengantarkan anak-anak kepada Yesus. Melihat sikap para murid-Nya, Yesus menegur mereka dengan keras dan mempersilahkan anak-anak untuk datang kepadaNya.

“Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku! Jangan menghalanghalangi mereka!” Tuhan Yesus sayang kepada anak-anak, ingin dekat dan melindungi mereka.

“Yesus memeluk anak-anak itu, meletakkan tangan ke atas mereka, dan memberkati mereka.” Anak-anak adalah istimewa di hati Tuhan. Anak-anak adalah kekasih Tuhan yang begitu disayang dan dilindungi-Nya. Tidak hanya itu, bahkan anak-anak dipandang sebagai ikon Kerajaan Allah, “Sebab orang-orang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.”

Anak-anak adalah teladan orang beriman untuk dapat masuk Kerajaan Allah, “sungguh, barangsiapa tidak menerima Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.”

Mengikuti Yesus Sang Guru, kita sebagai murid-murid zaman ini harus ramah kepada anak. Wujudnya adalah memperhatikan pemenuhan hak anak dan melindungi anak baik di ruang privat dalam keluarga maupun di ruang publik, seperti di gereja tempat ibadah maupun di tempat-tempat umum.

Ada empat hak anak menurut Konvensi Hak Anak internasional, yaitu hak kelangsungan hidup dengan mencapai standar yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dan sosial; hak memperoleh pendidikan; hak tumbuh kembang; dan hak perlindungan dari kekerasan, eksploitasi, keterlantaran dan diskriminasi. 

Pemenuhan empat hak anak tersebut menjadi bentuk penghayatan iman kita (diolah RD. M Nur Widipranoto – Direktur Nasional Karya Kepausan Indonesia,2022/02/25).

Misi kita hari ini adalah menumbuhkembangkan ramah kepada anak dalam pikiran, rasa, kehendak, dan tindakan sehari-hari kita. Seperti Kristus mencintai anak-anak, kita pun harus mencintai anak-anak. Ingat sabda Yesus, “Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut” (Mrk. 9:42).

Doa:

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved