Flores Timur Terkini

Surat Legal BBM Subsidi di Flores Timur Berakhir, BPH Migas Setujui 7 Penyalur

Tarsisius menerangkan, sub penyalur di Flores Timur yang punya rekomendasi saat ini sebanyak 37 orang. Bagi yang tak punya surat

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Suasana pengisian BBM pada SPBU di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT, Selasa, 5 Agustus 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Surat rekomendasi pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi bagi sub penyalur di Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur, dikabarkan berakhir pada 12 Agustus 2025 mendatang.

Kabar ini diungkapkan Kepala Bagian (Kabag) Sumber Daya Alam (SDA) Flotim, Tarsisius Kopong, saat dikonfirmasi, Rabu, 6 Agustus 2025 pagi.

"Rekomendasi bagi sub penyalur akan berakhir tanggal 12 Agustus 2025," kata Tarsisius lewat panggilan telepon.

Tarsisius menerangkan, sub penyalur di Flores Timur yang punya rekomendasi saat ini sebanyak 37 orang. Bagi yang tak punya surat, ungka dia, disebut penyalur ilegal. Surat legal bagi 37 sub penyalur itu tersisa beberapa hari lagi.

Dalam ketentuan terbaru sesuai persetujuan Badan Pengatur Hilir (BPH) Minyak dan Gas Bumi (Migas), di Flores Timur hanya disetujui tujuh sub penyalur. Surat bagi mereka sedianya diterima setelah tanggal 12 Agustus.

"Setelah 12 Agustus, kita proses yang baru sesuai persetujuan BPH Migas ada tujuh sub penyalur," katanya.

Sebarannya, ungkap Tarsisius, 2 sub penyalur di daratan Flores Timur, 4 sub penyalur di Pulau Adonara, dan 1 sub penyalur di Pulau Solor.

Dia menyebut, pemerintah daerah setempat telah mengusulkan 46 sub penyalur ke BPH Migas, namun lembaga yang mengatur BBM itu hanya merespons tujuh sub penyalur.

"Usulan kita ada 46, yang direspons (setuju) itu 7," jelas Tarsisius.

Dia mengajak semua pihak agar saling bekerja sama mengawasi praktik-praktik nakal BBM di SPBU. Hal ini buntut dari informasi yang telah beredar terkait dugaan pembelian BBM secara ilegal atau tanpa surat rekomendasi.

Baca juga: HIV/AIDS di Flores Timur Lebih Sedikit Serang PSK Dibanding Pekerja Lain

"Kita sama-sama awasi," pungkasnya.

Pantauan di lapangan, hampir setiap waktu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Larantuka, selalu dipenuhi sejumlah pihak yang membeli pertalite lewat jeriken.

Pembelian BBM bersubsidi lewat jerikan ini membuat banyak warga tidak kebagian jatah pertalite. Padahal, mereka sudah mengantre lama. Mereka akhirnya mengisi kendaraannya dengan pertamax.

Antrian panjang di SPBU banyak bermunculan wajah-wajah baru. Mereka tampak menenteng jeriken dari dalam SPBU ke bak belakang mobil pikap.

Jumlahnya diperkirakan lebih dari 37 sub penyalur yang punya surat rekomendasi dari pemerintah setempat. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved