Breaking News

Nagekeo Terkini

Pimpin Misa 100 Tahun SDK Maunori, Uskup Agung Ende Sampaikan 3 Tahapan Pendidikan ala Yesus

Uskup Agung Ende Mgr. Paul Budi Kleden, memimpin Misa Konselebran dalam rangka perayaan syukur 100 tahun berdirinya SDK Maunori.

POS-KUPANG.COM/HO
MISA SYUKUR - Uskup Agung Ende, Mgr. Paul Budi Kleden saat menyampaikan kotbahnya pada misa syukur 100 tahun berdirinya Sekolah Dasar Katolik (SDK) Maunori di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Maunori, Kamis (31/7/2025) pagi. 

POS-KUPANG.COM, MBAY – Uskup Agung Ende Mgr. Paul Budi Kleden, memimpin Misa Konselebran dalam rangka perayaan syukur 100 tahun berdirinya Sekolah Dasar Katolik (SDK) Maunori di Gereja Katolik Hati Kudus Yesus Maunori, Kamis (31/7/2025) pagi.

Misa syukur ini berlangsung khidmat dan meriah, diikuti oleh ratusan umat Katolik dari wilayah sekitar, para alumni SDK Maunori lintas angkatan, serta tokoh penting daerah seperti Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, sejumlah pejabat daerah, para kepala sekolah, guru, mantan kepala SDK Maunori, dan masyarakat Maunori.

Dalam kotbahnya, Mgr. Paul Budi Kleden menekankan , Yesus Kristus memberikan teladan pendidikan yang sangat relevan bagi dunia modern. 

Ia merumuskan tiga tahapan penting dalam proses pendidikan yang dihidupi oleh Yesus, yakni observasi, narasi, dan rekomendasi.

“Yesus melihat dengan sangat baik kehidupan para nelayan, Ia mengamati pekerjaan para petani dengan seksama. Ia mendengar dan merenungkan semuanya. Ini adalah tahapan penting yang mesti dilewati dalam pendidikan, baik di sekolah, di rumah, maupun di tengah masyarakat,” ujar Uskup Agung Ende. 

Mgr. Paul mengkritisi fenomena umum di tengah masyarakat yang kerap hanya “mendengar setengah-setengah”, sehingga pesan yang disampaikan pun seringkali tidak utuh, bahkan menyesatkan.

Menurutnya, pendidikan yang sejati harus mampu mempertajam mata hati agar orang dapat melihat dan mendengar dengan benar.

Tahapan kedua adalah menuturkan apa yang telah dilihat dan didengar. Ini adalah tahap komunikasi.

“Kita tidak menjadi pintar hanya untuk diri sendiri. Harus disampaikan kepada orang lain. Narasi ini penting agar pendidikan menjadi dialog yang membangun,” katanya.

Tahap ketiga adalah rekomendasi, yaitu mendorong perubahan berdasarkan hasil pengamatan dan narasi. Mgr. Paul menyebut, Yesus tidak hanya mengamati dan bercerita, tetapi juga menawarkan jalan perubahan, baik dalam pola pikir, sikap, maupun tindakan.

“Yesus berbicara tentang nilai-nilai. Ia mengajak orang mengubah cara pandang dan cara hidupnya.”

Mgr. Paul Budi Kleden juga menggarisbawahi tiga nilai fundamental yang harus diperhatikan dalam pendidikan, baik di sekolah, di rumah, maupun di tengah masyarakat.

Kebijaksanaan. Di era informasi seperti sekarang, orang dapat dengan mudah memperoleh dan menyebarkan informasi. Namun, tanpa kebijaksanaan, informasi bisa menyesatkan.

“Pendidikan bukan hanya akses informasi, tetapi kemampuan untuk menilai: mana yang benar dan salah, baik dan buruk, pantas atau tidak,” tegasnya.

Menghargai Warisan. Mgr. Paul menegaskan pentingnya menghormati masa lalu sembari terbuka terhadap masa depan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved