NTT Terkini
DPRD NTT Ingatkan BGN Jaga Keamanan Pangan dan Gizi MBG
Politisi Golkar itu meminta BGN agar memperbaiki berbagai masalah yang telah teridentifikasi. Tata kelola hingga penyempurnaan tugas
Penulis: Irfan Hoi | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - DPRD Nusa Tenggara Timur (NTT) mengingatkan Badan Nasional Gizi (BGN) agar menjaga keamanan pangan dan gizi pada program Makan Bergizi Gratis (MBG).
"Jika keamanan pangan dan gizi tidak diperkuat maka kita akan terus menemukan kasus-kasus keracunan makanan lagi yang akan mengancam kehidupan anak bangsa ini," kata anggota DPRD NTT Inche Sayuna, Rabu (30/7/2025).
Politisi Golkar itu meminta BGN agar memperbaiki berbagai masalah yang telah teridentifikasi. Tata kelola hingga penyempurnaan tugas pokok dan koordinasi ke Pemerintah Daerah perlu dilakukan.
Dia berharap, penguatan pada landasan regulasi MBG, serta memperkuat standardisasi keamanan pangan dan gizi dalam menu MBG adalah hal penting.
Inche berujar, baru-baru ini DPRD NTT dan BGN menggelar diskusi. Namun, agenda itu tidak cukup bagus karena ketidaksiapan para pihak yang diundang, khususnya dari BGN. Dewan akhirnya menyampaikan sesuatu yang diketahui dari pihak lain.
Dalam diskusi itu, DPRD NTT hanya diberitahu dugaan keracunan akibat NBG tengah diselidiki Balai Pengawas Obat dan Makan. Sehingga, belum diketahui penyebab kejadian itu terjadi.
"Dinamika perjalanan program MBG ini salah satunya diakibatkan banyak pihak belum paham soal tata kelola MBG dan juga belum paham soal regulasi atau aturannya," katanya.
Dia menyoroti dalam manajemen MBG terpisah satu dengan lainnya. Akibatnya tidak ada kualitas kontrol yang lebih baik antar pihak yang bertanggungjawab. Ujungnya, setiap orang akan saling tuding ketika terjadi masalah.
Berkaca pada berbagai kendala di lapangan, kata Inche, itu menunjukkan bahwa Pemerintah Daerah juga belum sepenuhnya siap dalam melaksanakan MBG.
Ketidaksiapan itu diantaranya petunjuk teknis atau juknis operasional MBG yang belum tersedia, kurangnya sosialisasi teknis pelaksanaan, hingga minimnya pelibatan Pemerintah Daerah dalam uji coba dan
perencanaan MBG.
Baca juga: Anggota DPRD NTT Inche Sayuna Ingatkan Badan Nasional Gizi Terkait Gizi MBG
"Padahal, BGN memiliki fungsi koordinasi secara horizontal maupun vertikal yang semestinya dioptimalkan untuk menempatkan pemerintah daerah sebagai mitra strategis di lapangan," ujarnya.
Berbagai kasus yang muncul, bisa dipastikan akibat standar keamanan pangan yang tidak optimal. Sekalipun BGN sendiri berdalih belum memastikan penyebab rangkaian kasus yang terjadi.
Sisi lain, kekurangan pengaturan keamanan pangan dalam petunjuk teknis, menjadi catatan penting yang harus segera ditangani oleh BGN untuk memastikan kualitas pangan yang lebih baik. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
BERITA POPULER- Terduga Pelaku Penikaman Warga, Kajari Rote Ndao Sebut Tersangka, Sosok Violeta Baun |
![]() |
---|
LLDIKTI XV Bantah Tuduhan Penyalahgunaan Fasilitas Negara hingga Proyek Fiktif |
![]() |
---|
Perkuat Sinergi, PLN UIP Nusra Bahas Pengembangan EBT Bersama Gubernur NTT |
![]() |
---|
46 Daerah KLB Campak, Sumenep Terbanyak Kena |
![]() |
---|
PLN Ajak Ratusan Pelajar SMA Negeri 6 dan SMP Negeri 12 Kupang Jadi Duta Keselamatan Listrik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.