Belu Terkini

Deteksi Dini Tuberkulosis, Dinkes Belu Lakukan Skrining dengan Portabel X-ray

Marsi Loe menjelaskan Indonesia saat ini menempati posisi kedua tertinggi di dunia setelah India dalam hal jumlah kasus TBC.

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
ELIMINASI TUBERKOLOSIS - Pemerintah Kabupaten Belu terus menguatkan langkah menuju eliminasi Tuberkulosis (TBC) dengan melakukan deteksi dini melalui program Active Case Finding (ACF). Kegiatan yang digelar Dinas Kesehatan Belu ini berlangsung di Kantor Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, Selasa (29/7/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Pemerintah Kabupaten Belu terus menguatkan langkah menuju eliminasi Tuberkulosis (TBC) dengan melakukan deteksi dini melalui program Active Case Finding (ACF).

Kegiatan yang digelar Dinas Kesehatan Belu ini berlangsung di Kantor Kelurahan Fatubenao, Kecamatan Kota Atambua, Selasa (29/7/2025).

Sebanyak 100 warga setempat menjalani pemeriksaan kontak erat penderita TBC dengan fasilitas portable X-Ray.

Selain pemeriksaan rontgen, layanan gratis ini juga mencakup pengecekan gejala, pengambilan dahak, serta edukasi menyeluruh mengenai bahaya dan penanganan penyakit TBC.

Baca juga: Dukung Swasembada Pangan, Wabup Belu Serahkan Alsintan kepada 35 Kelompok Tani

Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Belu, Marsi Loe, saat membuka kegiatan mewakili Bupati Belu, menegaskan program ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mengedukasi masyarakat sekaligus meningkatkan deteksi dini terhadap kasus Tuberkulosis.

“Ini adalah momen penting. Pemeriksaan gejala, rontgen, dan edukasi hari ini diharapkan membawa manfaat besar bagi masyarakat Fatubenao dan sekitarnya. Kita bergerak bersama menuju Belu bebas TBC,” ujarnya. 

Marsi Loe menjelaskan Indonesia saat ini menempati posisi kedua tertinggi di dunia setelah India dalam hal jumlah kasus TBC.

Setiap tahun diperkirakan terdapat lebih dari 1 juta kasus baru, dengan angka kematian mencapai 125.000 jiwa.

Di Kabupaten Belu sendiri, dilaporkan terdapat sekitar 209 kasus TBC aktif, dengan jumlah tertinggi berada di Kecamatan Kota Atambua (38 kasus), dan terendah di Kecamatan Lamaknen (3 kasus). Oleh karena itu, deteksi dini dinilai sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

“TBC bukan penyakit kutukan, bukan guna-guna, dan bukan penyakit keturunan. Ini penyakit menular yang bisa disembuhkan jika dideteksi dini dan diobati secara tepat,” tegas Loe.

Baca juga: Vaksin TBC Bill Gates Segera Diluncurkan, Sudah Masuk Tahap Uji Coba Terakhir

Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan kali pertama layanan rontgen gratis menggunakan X-Ray portable dilakukan langsung di lingkungan kelurahan. 

Pemerintah daerah berkomitmen memperluas jangkauan program ini ke desa atau kelurahan lain dengan beban kasus TBC tinggi.

Lebih jauh, Loe menyampaikan bahwa pemerintah pusat melalui Kemendagri, Kementerian Kesehatan, dan Staf Ahli Kepresidenan memberikan perhatian khusus terhadap percepatan penanggulangan TBC di Indonesia. Oleh karena itu, Pemkab Belu juga mendorong pembentukan Kelurahan atau Desa Siaga TBC.

“Sosialisasi program ini akan segera dilakukan oleh Dinas Kesehatan bersama OPD terkait. Mari kita bergerak bersama, demi Belu yang siap Eliminasi TBC di tahun 2030,” ucapnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved