Siswa Keracunan Makanan Gratis

Siswa di NTT Keracunan, Sufmi Dasco Ahmad Minta Evaluasi Menyeluruh Makan Gizi Gratis

Sejumlah siswa siswi di Nusa Tenggara Timur (NTT) keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Editor: Alfons Nedabang
pos kupang
DASCO - Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad. 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ratusan siswa siswi di Nusa Tenggara Timur (NTT) keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG).

Siswa siswi korban keracunan berasal dari SMP Negeri 8 Kota Kupang serta tiga sekolah di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), yaitu SMA Negeri 1 Tambolaka, SMA Don Bosco dan SMK Negeri 2 Tambolaka.

Pelajar SMPN 8 Kupang menyantap Makan Bergizi Gratis pada Senin (21/7/2025) pagi. Mereka mengalami gejala mual, muntah dan pusing saat masuk sekolah di keesokan harinya, Selasa (22/7) pagi.

Sementara pelajar di Tambolaka mengalami pusing-pusing usai menyantap Makan Bergizi Gratis pada Rabu (23/7). Ada siswa pingsan dan jatuh di kelas.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menanggapi insiden keracunan makanan usai menyantap Makan Bergizi Gratis.

Dasco meminta Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memperkuat sistem pengawasan di lapangan.

“Kita tahu bahwa BGN itu juga mempunyai sistem baru dalam hal supervisi. Mereka ada ritme tenaga-tenaga untuk supervisi lapangan, baik untuk mengecek kualitas makanan, distribusi maupun dari sisi pembayaran dari MBG ke dapur,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (28/7).

Baca juga: BREAKING NEWS: Siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang Keracunan Makanan Bergizi Gratis

Dasco berharap kejadian seperti di NTT tidak kembali terulang dan bisa dicegah melalui pengawasan yang lebih ketat. 

Serta evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG, terutama menyangkut keamanan makanan bagi para siswa.

“Sehingga kita harapkan bahwa kejadian-kejadian yang seperti itu tidak terulang,” ujar Ketua Harian DPP Partai Gerindra tersebut.

Kepala BPOM RI Taruna Ikrar merespons kasus dugaan keracunan Makan Bergizi Gratis di NTT.

Kasus ini merupakan Kejadian Luar Biasa (KLB), pihaknya sedang menguji sampel untuk mengetahui penyebab pasti keracunan itu.

“Keracunan MBG di Kupang, Nusa Tenggara Timur adalah Kejadian Luar Biasa (KLB). Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Kupang untuk turun langsung,” kata Taruna Ikrar saat ditemui di kantor BPOM RI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (25/7).

Ia mengatakan, pihaknya langsung melakukan mitigasi untuk mencegah kejadian itu terulang lagi termasuk laboratorium di balai besar POM Kupang juga telah melaksanakan penyidikan penyebab keracunan.

Sebelumnya diberitakan, Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Roslin Lana menyebut sebanyak 200 siswa keracunan makanan.

Ada sekitar 140 siswa siswi dirujuk ke Rumah Sakit Mamami, RSUD SK Lerik, dan Rumah Sakit Siloam.

Baca juga: 200 Siswa SMPN 8 Kupang Keracunan Makanan, Dokter Sebut Korban Alami Gejala Sejak Senin Siang

"Sementara total keseluruhan siswa yang mengalami gejala diduga keracunan mencapai 200 orang. Saat ini, SMPN 8 Kupang memiliki 1.050 siswa," sebut Maria Roslin Lana, Selasa (22/7/2025).

Menurutnya, siswa siswi makan Makan Bergizi Gratis pada Senin (21/7). Makanan tersebut disiapkan penyedia Makanan Begizi Gratis.

Adapun menunya terdiri dari nasi, daging sapi, tahu, buncis, bunga pepaya, dan buah pisang. “Anak-anak makan sekitar pukul 10.50 Wita saat jam istirahat,” ujarnya.

Maria Roslin Lana mengatakan, pihak sekolah sebatas mendistribusikan makanan yang datang dari dapur penyedia program Makanan Bergizi Gratis.

“Kami hanya mencatat dan membagikan ke siswa. Pendistribusiannya dilakukan oleh wali kelas masing-masing, dan laporan soal makanan yang mulai tercium bau asam langsung masuk ke saya,” jelasnya.

Namun, sebagian besar siswa tetap mengonsumsi makanan tersebut. “Beberapa anak bilang, kami makan saja karena lapar Bu. Padahal dari pengakuan mereka, tahu dan sayurnya terasa asam.”

Setelah selesai jam sekolah, para siswa siswi pulang ke rumah masing-masing.

Pada Selasa (22/7) pagi, saat tiba di sekolah, kondisi para siswa memburuk. Mereka mengalami muntah, menceret, dan sakit perut hebat.

Kejadian ini muncul secara serempak. “Anak-anak datang ke sekolah sambil menangis dan mengeluh kesakitan. Ada yang langsung kami bawa ke UKS, tapi karena banyak yang parah, kami rujuk ke rumah sakit,” terang Maria Roslin Lana.

Baca juga: Ratusan Siswa Diduga Keracunan, 1.050 Porsi MBG di SMPN 8 Kota Kupang Batal Dikonsumsi

Terpisah, seorang guru SMAN 1 Tambolaka bernama Siprianus menjelaskan bahwa keracunan makanan terjadi pada Rabu (23/7) sekitar pukul 12.30 Wita.

"Siswa mengalami pusing-pusing usai menyantap makanan. Ada yang wajahnya memerah. Ada pula yang pingsan di kelas," ujar Siprianus.

Dia menyebut, siswa SMAN 1 Tambolaka korban keracunan makanan berjumlah sekitar 27 orang. 

Selain itu, lanjut Siprianus, ada korban berasal dari SMA Don Bosco dan SMK Negeri 2 Tambolaka. "SMA Negeri 1 Tambolaka paling banyak korban, ada sekitar 50 orang," sebutnya.

Bupati Sumba Barat Daya, Ratu Ngadu Bonnu Wulla menjenguk siswa siswi korban keracunan makanan di RS Caritas Weetabula, Rabu sekitar pukul 17.00 Wita.

Ratu Wulla sempat berbicara sebentar dengan korban keracunan makanan yang terbaring di tempat tidur.

Ia memberikan penguatan dan berharap par akorban cepat pulih.

Kepada dokter dan perawat yang bertugas, Ratu Wulla meminta agar memberikan pelayanan pengobatan yang terbaik demi pemulihan anak-anak. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved