NTT Terkini
dr. Andre Hartanto Beberkan Peran Kelor Turunkan Stunting dan Gizi Ibu Hamil di Kongres KOGI XIX
Kongres ini menjadi wadah penting untuk berbagi pengetahuan dan inovasi terkini dalam bidang kesehatan ibu dan reproduksi.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tari Rahmaniar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG – dr. Andre Hartanto memaparkan hasil penelitian klinis terkait manfaat kelor (Moringa Oleifer) bagi ibu hamil saat Kongres Obstetri dan Ginekologi Indonesia (KOGI) ke-19 di Bali.
Kongres KOGI XIX resmi berlangsung pada 17-23 Juli 2025 dan mengusung tema “Advancements in Maternal and Reproductive Health Through Technology, Digital Innovations, and Education”.
Kongres ini menjadi wadah penting untuk berbagi pengetahuan dan inovasi terkini dalam bidang kesehatan ibu dan reproduksi.
dr. Andre Hartanto menyebutkan, tanaman kelor memiliki kandungan nutrisi tinggi yang sangat bermanfaat dalam menurunkan angka stunting dan meningkatkan status gizi ibu hamil.
“Ternyata kelor mengandung nutrisi penting, seperti vitamin C yang tujuh kali lebih tinggi dari jeruk, kalsium 17 kali lebih tinggi daripada susu, dan protein sembilan kali lebih tinggi dibanding yoghurt,” ungkap dr. Andre Hartanto saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Rabu (23/7).
Penelitian tersebut dilakukan pada ibu hamil dengan usia kandungan enam hingga tujuh bulan. Mereka diberi asupan kelor selama tiga bulan. Hasilnya, terjadi peningkatan signifikan pada kadar hemoglobin dan berat badan bayi saat lahir.
“Setelah tiga bulan, hemoglobin ibu meningkat, berat badan bayi lahir naik hingga selisih lebih dari 300 gram, dan angka stunting juga menurun secara signifikan,” jelasnya.
dr. Andre Hartanto juga menyebutkan, hasil positif tersebut diperkuat melalui uji klinis dan systematic review yang menunjukkan, bayi dari ibu yang mengonsumsi kelor memiliki antropometri yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol.
Baca juga: Kongres KOGI ke-19 Soroti Inovasi Teknologi Kesehatan Reproduksi, Kelor Perbaiki Profil Hormon PCOS
“Kandungan utama kelor seperti protein, vitamin C, vitamin A, kalsium, serta asam amino esensial berkontribusi besar dalam perbaikan status gizi,” terangnya.
Ia menegaskan, kelor sangat berpotensi menjadi suplemen pendamping (adjufan) dalam pemenuhan gizi ibu hamil.
“Ini bukan pengganti tablet tambah darah dari puskesmas, tapi pelengkap. Salah satu bentuknya yang mudah diterima adalah biskuit,” kata dr. Andre.
Menurutnya, inovasi seperti biskuit kelor bisa menjadi solusi kreatif agar konsumsi kelor lebih diterima, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil. Selain aspek gizi, rasa juga menjadi faktor penting agar produk ini benar-benar dikonsumsi secara rutin.
“Ini bisa menjadi masukan bagi para pembuat kebijakan untuk merancang program pencegahan stunting yang lebih efektif dan berbasis pangan lokal,” pungkasnya. (iar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Simak Komentar Pejabat Struktural Pemprov NTT Usai Ikut Retret di Kampus Unhan RI |
![]() |
---|
Tanam Jagung Bersama Senator DPD RI di Kupang, Gubernur NTT Minta Jual Produk Olahan |
![]() |
---|
Retret Pejabat Struktural Pemprov NTT Diharapkan Bawah Semangat Baru |
![]() |
---|
Bentuk Agen Perubahan Budaya Kerja, RS Ben Mboi Bersiap Menghadapi Kompetisi Global |
![]() |
---|
Sinergi Cahaya: PLN dan YBM PLN Hadirkan Listrik Gratis, Menggapai Harapan di Pesisir Sumba |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.