Prakiraan Cuaca

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan, BMKG: Waspadai Hujan Angin dan Gelombang Tinggi 22-28 Juli

Prospek Cuaca Sepekan ke Depan, BMKG mengimbau waspadai hujan angin dan gelombang tinggi 22-28 Juli 2025

Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM/HO
PROSPEK CUACA SEPEKAN KE DEPAN - Ilustrasi hujan angin. Prospek Cuaca Sepekan ke Depan, BMKG: Waspadai Hujan Angin dan Gelombang Tinggi 22-28 Juli 

 Kondisi ini didukung oleh berbagai faktor, mulai dari skala global, regional, hingga lokal, yang secara kolektif menciptakan kondisi atmosfer yang labil dan kondusif untuk pembentukan hujan dengan intensitas bervariasi.

Analisis kondisi iklim global menunjukkan ENSO dan Dipole Mode berada pada kategori netral. Meskipun demikian, nilai SOI yang positif (+13.1) mengindikasikan adanya aliran massa udara dari Pasifik yang menambah suplai uap air ke wilayah Indonesia, khususnya di bagian timur.

Secara regional, pantauan Outgoing Longwave Radiation (OLR) dan fenomena gelombang ekuator menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan aktivitas konvektif yang signifikan, terutama di Sumatra bagian utara dan pesisir barat Sumatra.

Aktivitas gelombang ekuator menjadi salah satu pendorong utama dinamika cuaca dalam periode ini.

Gelombang Rossby Ekuator terpantau aktif di Samudra Hindia barat Sumatra, perairan utara Aceh, Laut Andaman, Selat Malaka bagian utara, Laut Natuna Utara, Laut Cina Selatan, hingga Laut Flores dan NTT. 

Pada saat yang sama, Gelombang Kelvin aktif merambat dari Samudra Hindia barat Sumatra, melintasi sebagian besar Sumatra, Selat Karimata, Kalimantan Barat, hingga Samudra Pasifik di timur laut Papua. 

Di sisi lain, Gelombang Low Frequency yang cenderung persisten juga aktif di wilayah yang luas, mencakup Samudra Hindia di selatan Jawa, sebagian besar Jawa, Kalimantan bagian selatan, Sulawesi, Maluku, dan hampir seluruh kepulauan Papua.

Kombinasi gelombang-gelombang ini, terutama di Samudra Hindia barat Sumatra, berkontribusi signifikan terhadap peningkatan pertumbuhan awan hujan.

Baca juga: BMKG Prediksi Cuaca NTT Hari Ini 18 Juli 2025 Didominasi Cerah Berawan

Selain itu, pantauan Bibit Siklon Tropis 97W di Laut Filipina, meskipun diprediksi bergerak menjauhi Indonesia, turut membentuk daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) dan pertemuan angin (konfluensi).

Pola konvergensi terpantau memanjang dari Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Timur dan dari Papua Selatan hingga Papua.

Sementara itu, daerah konfluensi teridentifikasi di perairan barat Sumatra, Laut Cina Selatan, dan Laut Andaman. Kondisi ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah tersebut.

Dari skala lokal, kondisi labilitas atmosfer yang kuat mendukung proses konvektif di banyak wilayah, termasuk Aceh, Sumatra Utara, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan sebagian besar Kepulauan Papua. Kondisi ini memperbesar peluang terjadinya hujan yang disertai kilat/petir dan angin kencang.

Masyarakat juga diimbau untuk mewaspadai potensi peningkatan kecepatan angin permukaan yang dapat melebihi 25 knot. Kondisi ini berpotensi terjadi di Laut Andaman, perairan utara Aceh, Laut Natuna Utara, dan Laut Cina Selatan, yang dapat memicu kenaikan tinggi gelombang laut di wilayah perairan tersebut.

Dengan memperhatikan kompleksitas dinamika atmosfer tersebut, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan proaktif dalam mengantisipasi potensi cuaca signifikan seperti hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah masing-masing selama sepekan ke depan.

Apa Itu Gelombang Rossby dan Gelombang Kelvin?

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved