Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 20 Juli 2025: Memilih Bagian yang Terbaik
Reaksi Marta yang merasa bekerja sendirian dan meminta Yesus untuk menegur Maria adalah respons manusiawi yang sangat akrab bagi kita.
Oleh: RD Leo Mali
Rohaniwan dan Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang - Nusa Tenggara Timur
POS-KUPANG.COM - Dalam perjalanannya menuju Yerusalem, Yesus singgah di rumah dua saudari: Marta dan Maria. Kisah ini begitu sederhana, namun menyimpan makna spiritual yang mendalam.
Marta menyambut Yesus dan segera sibuk melayani-Nya, mungkin menyiapkan makanan atau memastikan segala sesuatu nyaman bagi Tamu agung itu.
Sementara itu, Maria duduk diam di dekat kaki Yesus dan mendengarkan perkataan- Nya.
Reaksi Marta yang merasa bekerja sendirian dan meminta Yesus untuk menegur Maria adalah respons manusiawi yang sangat akrab bagi kita.
Tetapi Yesus, dengan lembut namun tegas, menjawab: “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Luk. 10:42).
Kalimat ini mengajak kita merenungkan ulang makna sejati dari pelayanan, kehadiran, dan relasi dengan Tuhan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, sering kali kita terjebak dalam aktivitas: bekerja, melayani, melakukan berbagai hal untuk Tuhan atau untuk sesama.
Namun Yesus menegaskan bahwa sebelum semua aktivitas itu, yang paling utama adalah kehadiran kita di hadapan-Nya, mendengarkan-Nya, dan menikmati persekutuan dengan-Nya.
Inilah “bagian terbaik” yang dipilih Maria. Kisah Injil ini memiliki resonansi kuat dengan kisah Abraham dalam Kej. 18:1-10a.
Ketika tiga tamu agung datang ke kemahnya di tengah teriknya hari, Abraham menyambut mereka dengan penuh keramahan dan pelayanan.
Namun menariknya, setelah ia menyiapkan hidangan terbaik bagi mereka, ia “berdiri dekat mereka saat mereka makan.”
Ia tidak sekadar melayani, tetapi menghadirkan dirinya dengan hati penuh perhatian, dengan kerendahan hati seorang hamba yang tahu siapakah orang yang sedang ia layani.
Dalam ketenangan, Abraham menyadari bahwa yang lebih penting dari semua yang ia lakukan adalah siapa yang ada di hadapannya.
Kedua kisah ini : Maria di kaki Yesus dan Abraham berdiri di dekat tamunya, mengungkapkan kebenaran yang sama: bahwa mengenal dan hadir di hadapan Tuhan adalah dasar dari semua aktivitas kita untuk Tuhan.
Ini bukan meremehkan pelayanan, melainkan menempatkan segalanya pada urutan yang tepat. Pelayanan yang sejati lahir dari relasi yang mendalam dan otentik.
Segala aktivitas kita akan menjadi otentik bila berakar dalam kontemplasi yang mendalam. Maka, bukan soal banyaknya hal yang kita lakukan, tetapi seberapa dalam kita tinggal dalam hadirat Tuhan.
Rasul Paulus mengungkapkan rahasia yang mendasari semua pelayanan kristiani ini dalam suratnya kepada jemaat Kolose (Kol. 1:24-28).
Ia bersukacita dalam penderitaannya. Ini bukan karena rasa masokis (karena orang-orang masokis suka disiksa dan senang saat menderita).
Tapi karena ia tahu bahwa penderitaannya terarah kepada misteri besar yang kini diwahyukan: Kristus di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (Kol. 1:27).
Bagi Paulus, kehadiran Kristus bukan hanya sumber penghiburan pribadi, tetapi dasar dan motivasi semua karya pewartaan dan pengajarannya. Segala sesuatu dimulai dan berakhir dalam Kristus.
Di tengah dunia yang serba cepat, yang mengukur nilai dari produktivitas, keefektifan, dan prestasi, pesan Yesus kepada Marta adalah pengingat lembut bagi kita: berhentilah sejenak, duduklah di kaki Tuhan, dengarkan suara-Nya.
Bukan karena pelayanan itu tidak penting, tetapi karena pelayanan tanpa kehadiran bisa kehilangan makna.
Kita bisa sibuk melakukan hal-hal untuk Tuhan, tanpa pernah benar-benar bersama Tuhan dan mendengarkanNya.
Apa yang disebut Yesus kepada marta sebagai “bagian terbaik”bukanlah hasil kerja kita, tetapi relasi kita dengan-Nya. Dan relasi ini tidak bisa diambil oleh siapa pun.
Ia tidak tergantung pada keberhasilan, tidak tergoncang oleh kegagalan, dan tidak berubah oleh usia atau situasi.
Bagian terbaik itu adalah keintiman kita dengan Tuhan, ruang dalam hati di mana kita mengenal, mencintai, dan memberi diri secara utuh kepada-Nya.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang Maha Baik. Segala kebaikan berasal dari Dia, dan tidak ada yang lebih baik dari mengenal dan mengalami Dia.
Maka setiap pelayanan kita yang tulus, setiap doa yang hening, setiap penderitaan yang dipersembahkan dalam kasih, semuanya menjadi bagian dari hidup yang terarah kepada-Nya.
Hari ini, mari kita bertanya dalam hati: sudahkah aku memilih bagian yang terbaik ini? Ataukah aku masih terlalu sibuk dengan banyak hal, bahkan dalam hal-hal rohani, tetapi melupakan hadirat-Nya yang lembut dan penuh kasih?
Kiranya kita dimampukan untuk menjadi seperti Maria yang tahu di mana tempat terbaik itu—di kaki Yesus. Dan seperti Abraham, kita tahu bahwa berdiri dan berada di dekat Tuhan akan memberikan kepada kita makna dari apa pun yang kita lakukan bagi-Nya.
Tuhan, ajarilah kami untuk memilih Engkau sebagai bagian yang terbaik dalam hidup kami. Amin. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News
Renungan Harian Katolik Selasa 7 Oktober 2025, "Marta dan Maria" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Selasa 7 Oktober 2025, "Maria adalah Ibu dan Ratu Rosario" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Selasa 7 Oktober 2025, "Dalam Sukacita Layanilah Tuhan" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Senin 6 Oktober 2025, "Berbelas Kasih Kepada Sesama Hidup Dalam Kasih Tuhan" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Senin 6 Oktober 2025, "Mengasihi Tuhan dan Sesama" |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.