Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 20 Juli 2025: Memilih Bagian yang Terbaik

Reaksi Marta yang merasa bekerja sendirian dan meminta Yesus untuk menegur Maria adalah respons manusiawi yang sangat akrab bagi kita. 

Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
RD. Leo Mali 

Ini bukan meremehkan pelayanan, melainkan menempatkan segalanya pada urutan yang tepat. Pelayanan yang sejati lahir dari relasi yang mendalam dan otentik. 

Segala aktivitas kita akan menjadi otentik bila berakar dalam kontemplasi yang mendalam. Maka, bukan soal banyaknya hal yang kita lakukan, tetapi  seberapa dalam kita tinggal dalam hadirat Tuhan.

Rasul Paulus mengungkapkan rahasia yang mendasari semua pelayanan kristiani ini dalam suratnya kepada jemaat Kolose (Kol. 1:24-28). 

Ia bersukacita dalam penderitaannya. Ini bukan karena rasa masokis (karena orang-orang masokis suka disiksa dan senang saat menderita). 

Tapi karena ia tahu bahwa penderitaannya terarah kepada misteri besar yang kini diwahyukan: Kristus di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (Kol. 1:27). 

Bagi Paulus, kehadiran Kristus bukan hanya sumber penghiburan pribadi, tetapi dasar dan motivasi semua karya pewartaan dan pengajarannya. Segala sesuatu dimulai dan berakhir dalam Kristus. 

Di tengah dunia yang serba cepat, yang mengukur nilai dari produktivitas, keefektifan, dan prestasi, pesan Yesus kepada Marta adalah pengingat lembut bagi kita: berhentilah sejenak, duduklah di kaki Tuhan, dengarkan suara-Nya. 

Bukan karena pelayanan itu tidak penting, tetapi karena pelayanan tanpa kehadiran bisa kehilangan makna. 

Kita bisa sibuk melakukan hal-hal untuk Tuhan, tanpa pernah benar-benar bersama Tuhan dan mendengarkanNya.

Apa yang disebut Yesus kepada marta sebagai “bagian terbaik”bukanlah hasil kerja kita, tetapi relasi kita dengan-Nya. Dan relasi ini tidak bisa diambil oleh siapa pun. 

Ia tidak tergantung pada keberhasilan, tidak tergoncang oleh kegagalan, dan tidak berubah oleh usia atau situasi. 

Bagian terbaik itu adalah keintiman kita dengan Tuhan, ruang dalam hati di mana kita mengenal, mencintai, dan memberi diri secara utuh kepada-Nya. 

Allah yang kita sembah adalah Allah yang Maha Baik. Segala kebaikan berasal dari Dia, dan tidak ada yang lebih baik dari mengenal dan mengalami Dia. 

Maka setiap pelayanan kita yang tulus, setiap doa yang hening, setiap penderitaan yang dipersembahkan dalam kasih, semuanya menjadi bagian dari hidup yang terarah kepada-Nya. 

Hari ini, mari kita bertanya dalam hati: sudahkah aku memilih bagian yang terbaik ini? Ataukah aku masih terlalu sibuk dengan banyak hal, bahkan dalam hal-hal rohani, tetapi melupakan hadirat-Nya yang lembut dan penuh kasih? 

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved