Kota Kupang Terkini
Sadar Tak Bikin Pintar Keluarga Mama Ance Bertekad Hentikan Anaknya Minum Kental Manis
Program pendampingan keluarga ini, dalam pelaksanaannya dijalankan oleh Pengurus Wilayah Aisyiyah (PWA) Kota Kupang
Nono sendiri, dijelaskan Fauziah mengalami perkembangan yang cukup significant. Berkat edukasi yang disampaikan dengan pendekatan kekeluargaan, penjelasan yang mudah dipahami masyarakat, ia menjadi paham bahwa kental manis bukan susu yang dapat membuat ia sehat dan pintar.
“Sebelumnya dia susah makan, sekarang coba lihat, dikasih apa saja lahap makannya. Kita memamg belum belum timbang lagi berat badannya, tapi dalam durasi program yang baru 8 minggu ini, pola makannya menjadi lebih baik, ini adalah hal yang positif,” ungkap Fauziah.
Dalam wawancara terpisah, Koordinator Divisi Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat MaKes PP Aisyiyah, Dr. dr. Ekorini Listiowati, MMR., mengatakan program pendampingan ini adalah tindak lanjut dari komitmen PP Aisyiyah yang telah ikut serta mengawal isu kesalahan penggunaan kental manis sebagai susu untuk anak, serta edukasi untuk masyarakat yang dilakukan dalam beberapa tahun terakhir.
Selain itu, ia berharap penerima manfaat dapat menularkan edukasi ini kepada masyarakat sekitar.
“Harapannya masyarakat yang sudah merasakan manfaat dari pendampingan ini melakukan replikasi, atau menyampaikan ke keluarga lain,” kata Ekorini.
Sebelumnya, mayoritas orang tua mengira kental manis adalah susu biasa yang aman dikonsumsi anak. Kesalahan konsumsi ini berlangsung bertahun-tahun.
Baca juga: Wawali Kota Kupang Resmi Buka Lomba Tarian Daerah NTT Antar Pelajar
Meski pemerintah telah mengeluarkan aturan yang tegas melarang penggunaan kental manis sebagai minuman susu atau sumber gizi, namun realitanya, praktik pemberian kental manis sebagai pengganti ASI masih kerap terjadi. Karena itulah, edukasi dan sosialisasi untuk masyarakat perlu terus dilakukan secara berkesinambungan.
"Harapan kita semua itu adalah semakin banyak masyarakat yang terdampak," ucap Ekorini.
Pakar Kesehatan Universitas Pasundan, dr. Hj. Alma Lucyati, M.Kes., M.Si., MH.Kes., mengapresiasi program pendampingan gizi Makes Aisyiyah ini.
Menurutnya, perlu program edukasi semacam ini efektif untuk memberikan edukasi secara komprehensif.
“Saat penyuluhan dilakukan di rumah, edukasi menjadi efektif kepada para orang tua,” tutur Alma.
Lebih lanjut, Ia berharap program seperti ini dapat dicontoh dan direplikasi agar edukasi pola makan yang tepat dan aman semakin menjangkau masyarakat.
Baca juga: Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis Pastikan KBM SDN Tenau Tetap Berajalan
Sebab, ia melihat tren penyakit pada anak saat ini cukup mengkhawatirkan. Banyak anak mulai terkena penyakit yang umumnya menyerang usia dewasa.
“Jangan heran jika sekarang cuci darah mulai banyak dialami usia muda. Pola makan anak sejak dini sangat menentukan masa depannya,” tegas Alma. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.