Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 15 Juli 2025, Ada Apa dengan Kapernaum?
Justru karena orang-orang Sodom tidak sempat mengalami ajaran dan karya Yesus, namun hati mereka terbuka terhadap pertobatan
Oleh : RP John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik Selasa 15 Juli 2025 Peringatan Wajib St. Bonaventura merujuk pada Bacaan I: Kel. 2:1-15a; Mzm. 69:3,14,30-31,33-34; Mat. 11:20-24, Warna Liturgi Putih.
Setiap kali mengajar di Sinagoga atau rumah ibadat, Yesus dipandang sebagai sosok yang bijaksana, ramah dan sabar. Tetapi kali ini pengajaranNya lebih bersifat kecaman. Ia mengecam dan mengutuk tiga kota: Khorazim, Betsaida dan Kapernaum.
Meskipun banyak mujizat yang dilakukan di kota - kota ini, tetapi para penghuni kota ini tidak percaya
kepadaNya. Mereka berkeras kepala dan selalu berbuat dosa serta kejahatan dan tidak mau bertobat.
Mari kita pusatkan perhatian pada Kapernaum. Ada apa dengan Kapernaum, sehingga Yesus berkata “Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak!” Mengapa ada tekanan,
sehingga tampak berbeda dari Kota Khorazim dan Betzaida?
Karena Kapernaum adalah “kota Yesus” (Mat 9:1), sebab di situlah tempat tinggal Yesus selama Ia berkarya di Galilea. Kalau Anda membaca awal karya Yesus di Galilea (Mat 4:12-17), penginjil mencatat, “Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Baca juga: Renungan Harian Katolik, Strategi Jitu Menghindari Hukuman Abadi : Pertobatan
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali” (ay. 12-13). Dari keterangan ini jelas bahwa Kapernaum adalah kota Yesus, tempat ia diam atau tinggal dan berkarya. Dengan demikian, kota ini seperti merasa terhormat karena menjadi saksi ajaran dan mukjizatmukjizat yang banyak Yesus lakukan di kota tersebut.
Lantas bagaimana pandangan Yesus sendiri terhadap kota-Nya (Mat 9:1)? Apakah Yesus mengistimewakan atau menganakemaskan atau mengecualikan mereka? Perhatikan sekali lagi kata-kata kecaman Yesus, “Dan engkau, Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke langit? Tidak!”
Yesus tidak mengistimewakan Kota Kapernaum, kota-Nya sendiri. Jika hati mereka, para penduduk Kota Kapernaum tertutup dan membeku seperti es batu, sikap hati mereka tidak bisa ditolerir. Hati mereka ternyata jauh lebih buruk daripada orang-orang yang pernah tinggal di Sodom. Maka Yesus berkata, “Engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!” (ay. 23).
Yesus memberi alasan mengapa Kota Kapernaum pantas diturunkan sampai ke dunia orang mati, karena jika Yesus melakukan mukjizat-mukjizat serupa dengan yang Yesus lakukan di Kapernaum, Sodom pasti bertobat dan “kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini”.
Justru karena orang-orang Sodom tidak sempat mengalami ajaran dan karya Yesus, namun hati mereka terbuka terhadap pertobatan, maka negeri Sodom akan lebih ringan hukumannya, sedangkan Kapernaum yang mengalami ajaran dan karya-karya mukjizat, akan mendapat hukuman lebih berat, yakni diturunkan sampai ke dunia orang mati, karena mereka tidak mau bertobat.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 15 Juli 2025, Celakalah engkau Khorazim dan Betsaida
Mereka menolak kerahiman yang Yesus wartakan dan tawarkan kepada mereka. Bahkan, mereka menolak
Yesus sendiri sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Saudara-saudara, Yesus mewartakan dan menawarkan kerahiman-Nya karena sebagai Tuhan dan Juruselamat Ia ingin menyelamatkan umatNya dari segala dosa mereka (Mat 1:21). Melalui cara kerja-Nya, Yesus ingin agar umat-Nya mengalami kerahiman-Nya yang membebaskan dan menyelamatkan.
Dalam sebuah meditasi, Santa Faustina mengatakan, “Apa pun yang dilakukan Yesus, dilakukan-Nya dengan baik. Ia pergi ke mana-mana sambil berbuat baik. Cara kerja-Nya penuh dengan kebaikan dan kerahiman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.