Internet of Things sebagai Jembatan Pengelolaan Pertanian Lahan Kering di Nusa Tenggara Timur
NTT memiliki peluang besar menjadi role modeldalam penerapan pertanian cerdas berbasis teknologi di wilayah beriklim kering.

POS-KUPANG.COM - Modernisasi pertanian saat ini menjadi kata kunci dalam menjawab tantangan ketahanan pangan di era perubahan iklim. Kebutuhan ini menjadi semakin mendesak terutama di wilayah-wilayah yang memiliki karakteristik geografis dan iklim yang sulit diprediksi, serta sumber daya pendukung yang masih terbatas.Di wilayah-wilayah beriklim tropika, yang rentan kekeringan, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), pertanian tradisional menghadapi tekanan yang cukup berat akibat fluktuasi cuaca, degradasi sumber daya, dan keterbatasan sarana pendukung.
Namun di balik tantangan itu, terdapat sebuah peluang besar yang terbuka untuk melakukan lompatan melalui adopsi teknologi digital, salah satunya adalah Internet of Things (IoT). Teknologi ini dapat menjadi jembatan antara data, prediksi, optimasi dan pengambilan keputusan, serta aksi nyata pengelolaan lahan-lahan kering yang menantang. Bagaimana potensi ini dapat dioptimalkan untuk NTT?
1. Tantangan Pertanian Lahan Kering dan Pentingnya Transformasi Digital di NTT
Pertanian lahan kering di NTT, khususnya di Pulau Timor, menghadapi sejumlah tantangan struktural seperti musim kemarau yang panjang, curah hujan yang tidak merata, serta ketersediaan air irigasi yang masih terbatas.Keberadaan beberapa bendungan di wilayah Timor, Sumba, dan Flores memang telah memberikan kontribusi penting, namun pemanfaatannya belum optimal. Hal ini disebabkan oleh volume air yang masih relatif kecil dan proses integrasi distribusi air ke masyarakat yang masih dalam tahap pengembangan.Akibatnya, masyarakat petani masih sangat bergantung pada pola musim tanam konvensional, yang berdampak pada produktivitas pertanian yang cenderung stagnan atau hanya mengalami peningkatan yang sangat terbatas.
Dalam kondisi seperti ini, pengelolaan pertanian dengan cara-cara konvensional tidak lagi memadai. Diperlukan pendekatan baru yang mengintegrasikan penggunaan perangkat teknologi sebagai bagian dari solusi adaptif terhadap tantangan iklim dan sumber daya di wilayah lahan kering.
IoT menjadi salah satu terobosan penting untuk dimanfaatkan. Mengapa demikian?, karena teknologi IoT memungkinkan pemantauan kondisi lingkungansecara realtime, seperti suhu udara, kelembapan udara, kelembapan tanah, intensitas cahaya matahari, dan kecepatan angin, menggunakan sensor-sensor yang terhubung ke dalam jaringankomunikasi yang tidak terlihat (jaringan internet). Data dari sensor-sensor tersebut kemudian dapat digunakan sebagai dataset untuk melakukan prediksi dan optimasi sebagai referensi untuk mengatur sistem irigasi otomatis, memprediksi dan menentukan waktu tanam yang optimal, sekaligus jenis tanaman yang sesuai.
Semua ini menjadi fondasi untuk meningkatkan efisiensi dan adaptasi terhadap iklim yang ekstrem.
2. Peran Strategis Perguruan Tinggi dalam Mendorong Pertanian Cerdas
Meskipun teknologi tersedia, tingkat adopsi IoT di sektor pertanian NTT masih rendah. Kondisi ini terlihat dari masih banyaknya petani-petani di wilayah NTT yang belum terbiasa dengan penggunaan teknologi-teknologi pertanian berbasis sensor, jaringan data internet, maupun sistem irigasi otomatis. Di sisi lain, infrastruktur digital untuk layanan internet di pedesaan juga masih belum tersebar secara merata.
Perguruan-perguruan tinggi, terutama di bidang teknik elektro, teknik komputer, dan pertanian, memiliki peran penting sebagai penghubung antara teknologi dan masyarakat petani. Keterhubungan ini dapat dilakukan melalui kegiatan-kegiatan riset terapan, pengabdian kepada masyarakat, dan pengembangan kurikulum ke arah smart agriculture. Sejumlah parameter konkrit yang dapat dilakukan oleh kampus-kampus vokasi dan akademik di NTT adalah sebagai berikut:
a. Sistem irigasi berbasis data sensor dan kontrol pompa secara otomatis.
b. Pengiriman data parameter lingkungan (dari sensor)melalui jaringan nirkabel (WiFi) atau jaringan LoRa ke aplikasi berbasis web atau mobile.
Gunung Ile Lewotolok di Lembata Meletus 38 Kali |
![]() |
---|
Opini: Potret Buram Pekerja Anak di Nusa Tenggara Timur |
![]() |
---|
Lirik Lagu Timur Judul Mo Cari Dimana dari Silet Open Up - ft Mr Djii |
![]() |
---|
Opini: Guru, Tanda Jasa dan Pembangun Insan Cendekia |
![]() |
---|
Opini: Urgensi Pembangunan Pariwisata Inklusif dan Berkelanjutan di Pulau Padar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.