Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 4 Juli 2025, “‘Aku Menginginkan Belas Kasihan”

Tema "'Aku menginginkan belas kasihan'" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menunjukkan belas kasihan kepada sesama

Editor: Eflin Rote
DOK. POS-KUPANG.COM
Bruder Pio Hayon SVD 

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD
Hari Jumat Pekan Biasa XIII
Jumat, 4 Juli  2025
Bacaan I: Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67
Injil:  Mat 9:9-13

“‘Aku Menginginkan Belas Kasihan”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Dalam bacaan hari ini, kita dihadapkan pada dua kisah yang berbeda namun saling melengkapi: kisah tentang Abraham yang berduka dan mencari tempat pemakaman untuk Sara, serta panggilan Yesus kepada Matius, seorang pemungut cukai, untuk menjadi murid-Nya.

Tema "'Aku menginginkan belas kasihan'" mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita menunjukkan belas kasihan kepada sesama dan bagaimana kita merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita.

Dalam Kejadian 23:1-4, 19; 24:1-8, 62-67, kita melihat Abraham yang berduka atas kematian Sara. Ia menunjukkan penghormatan yang besar kepada Sara dengan mencari tempat pemakaman yang layak baginya.

Kemudian, Abraham mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa Ishak mendapatkan istri yang tepat dari antara kaum keluarganya. Kisah ini mengingatkan kita akan pentingnya menghormati orang yang telah meninggal dan menjaga tradisi keluarga yang baik.

Sedangkan dalam Injil Matius 9:9-13, Yesus memanggil Matius, seorang pemungut cukai, untuk menjadi murid-Nya. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengkritik Yesus karena makan bersama dengan pemungut cukai dan orang berdosa.

Namun, Yesus menjawab, "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit... Pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa."

Yesus menekankan bahwa belas kasihan lebih penting daripada sekadar mematuhi hukum secara lahiriah. Ia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang, bukan untuk menghakimi dan mengucilkan mereka. Ini menunjukkan bahwa kasih dan belas kasihan harus menjadi landasan dari setiap tindakan kita .

Maka refleksi kita atas permenungan hari ini adalah Penghormatan: Apakah kita menghormati orang-orang yang telah meninggal dan menghargai tradisi keluarga yang baik?

Bagaimana kita dapat menunjukkan penghormatan kita kepada mereka yang telah berjasa dalam hidup kita? Belas Kasihan: Apakah kita memiliki belas kasihan kepada orang-orang yang terpinggirkan dan membutuhkan pertolongan?

Bagaimana kita dapat menjangkau mereka dan menawarkan kasih dan dukungan? Prioritas yang Benar: Apakah kita lebih fokus pada mematuhi aturan dan hukum, ataukah kita lebih mengutamakan kasih dan belas kasihan? Bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara keadilan dan belas kasihan dalam hidup kita?

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Pesan untuk kita, pertama: hari ini, marilah kita merenungkan bagaimana kita dapat meneladani Abraham dalam menunjukkan penghormatan dan Yesus dalam menunjukkan belas kasihan.

Kedua, semoga kita diberi hikmat untuk merespons panggilan Tuhan dalam hidup kita dan menjadi saksi kasih dan kebenaran-Nya di dunia ini. Ketiga, dengan demikian kita dimampukan untuk menanggapi panggilan Tuhan dalam hidup kita dengan belas kasihan dan cinta yang besar untuk Tuhan dan sesama. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved