FEATURE: Sanggar Bliran Sina Watublapi Menyebar Pengetahuan dari Timur ke Barat

PERTUNJUKANNYA sungguh menakjubkan. Ini betul betul pengalaman baru, budaya baru bagi saya untuk pertama kalinya.

POS KUPANG/HO
WISATAWAN - Wisatawan mancanegara saat mempelajari kekayaan budaya dan tradisi yang ada di kampung Watublapi, Kecamatan Hewokloang, Selasa (24/6/2025). 

POS-KUPANG.COM, MAUMERE - Pertunjukkanya sungguh menakjubkan. Ini betul betul pengalaman baru, budaya baru bagi saya untuk pertama kalinya.

KESIBUKAN warga kampung Watublapi, Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka pada Selasa, 24 Juni 2025 berbeda dengan hari-hari lainnya, terutama bagi para anggota Sanggar Bliran Sina Watubpali.

Para perempuan menggotong lembaran kain tenun dari rumah untuk dipajang di lokasi sanggar. 

Para lelaki dewasa sibuk menyiapkan panggung pertunjukan budaya. Hawa dingin pagi hari, awan mendung menggelayut di langit dan semilir angin yang berdesir di antara rimbunnya pepohonan menemani aktivitas mereka.

Baca juga: FEATURE: Cerita Difabel Netra di Flores Timur, Bermusik Pakai Insting Bukan Mata

Hari itu kampung Watublapi siap menyambut 130 wisatawan mancanegara yang turun dari kapal pesiar berbendera Perancis, Ponant.

Sebelum rombongan besar itu tiba, Yosep Gervasius, dan tiga orang perempuan anggota sanggar melipir ke pojokan, menggelar piong wodor.

Secangkir moke, kopi panas, rokok koli, lekun dan sirih pinang diletakkan di hadapan Yosep Gervasius

Mulutnya komat-kamit merapalkan doa dalam diam. Tradisi ini selalu dilangsungkan untuk kelancaran suatu hajatan.

WISATAWAN - Wisatawan mancanegara saat mempelajari kekayaan budaya dan tradisi yang ada di kampung Watublapi, Kecamatan Hewokloang, Selasa (24/6/2025).
WISATAWAN - Wisatawan mancanegara saat mempelajari kekayaan budaya dan tradisi yang ada di kampung Watublapi, Kecamatan Hewokloang, Selasa (24/6/2025). (POS KUPANG/HO)

Acara penyambutan tamu siap digelar. Anak-anak dan para perempuan penari serta para penabuh gong waning sudah bersiap dengan pakaian adat lengkap.

Dari Pelabuhan Sadang Bui Maumere, para wisatawan, menggunakan 12 bus pariwisata, bertolak ke Watublapi. Disambut senyum ramah warga kampung, ratusan wisatawan itu pun menunjukkan kekaguman.

Mereka diterima dengan ritus huler wair. Tarian hegong dan tiupan seruling dari kelompok sanggar Blatan Jawa mengiringi langkah kaki para wisatawan masuk ke dalam sanggar.

Di lokasi pertunjukan budaya, orang-orang Eropa itu disuguhi rokok koli, sirih pinang, moke dan lekun-kudapan khas masyarakat Krowe-Sikka berbahan dasar beras ketan hitam dan beras putih.

Semua panganan itu dibungkus daun pisang, disajikan di atas wadah yang terbuat dari tempurung kelapa.

Mereka menikmatinya sambil menyaksikan atraksi tarian dan orkes kampung yang dipersembahkan musisi Bliran Sina. Para pemandu sigap menjawab setiap pertanyaan yang terlontar dari rasa penasaran para wisatawan.

Baca juga: FEATURE: Festival Uwi Kaju di Ende, Uta Damba, Makanan Tradisional Suku Lio 

Anggota sanggar mementaskan tarian Ro’a Mu’u (potong pisang), tarian bambu; awi alu, gere alu, mage mot, tua reta lo’u dan togo.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved