Sikka Terkini
Sanggar Bliran Sina, Menyebar Pengetahuan dari Timur ke Barat
Kesibukan warga Kampung Watublapi, Desa Kajowair, Kecamatan Hewokloang, Kabupaten Sikka pada Selasa, 24 Juni 2025 berbeda dengan hari-hari lainnya.
Dia sangat senang menyaksikan tarian-tarian yang menawan, mengalami sendiri kebudayaan dan tradisi yang luar biasa.
Tokoh muda Watublapi, Jupri Mude, mengatakan, Sanggar Bliran Sina sudah berhasil, setidaknya secara performatif, mematahkan anggapan warisan kolonial bahwa pengetahuan selalu berasal dari Barat (Eropasentris).
Menurut dia, dalam sejarah peradaban, pengetahuan juga datang dari Timur, lalu menyebar ke Barat. Sejarah, pengetahuan, dan tradisi yang ada di Watublapi pun mampu menjelaskan realitas/nilai universal, terutama tentang gaya hidup selaras alam yang memancarkan semangat koletivisme, solidaritas dan keugaharian.
“Jadi yang kita anggap sebagai kearifan lokal itu sebenarnya tidak benar-benar lokal, karena lokalitas itu sebenarnya bisa menjelaskan tentang dunia ini. Dengan demikian, nilai-nilai itu universal,” pesannya.
Sanggar Bliran Sina berdiri pada tahun 1988 oleh sepasang suami istri bernama Romanus Rego dan Yustina Neing. Setelah Romanus meninggal pada tahun 1991, sanggar ini dirawat oleh Yustina Neing dan anak mereka Yosep Gervasius.
Sejak tahun 1992, Sanggar Bliran Sina di Kabupaten Sikka menjadi destinasi wajib yang dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara. (rkw)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.