Belu Terkini

Bak Air di Desa Maneikun Belu Terbengkalai, Warga Tak Mampu Beli Pulsa Listrik

Bak air yang seharusnya melayani kebutuhan 84 kepala keluarga (KK) di satu dusun tersebut, kini dibiarkan tak terpakai.

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Sebuah bak penampungan air berukuran sekitar 2x2 meter persegi yang dibangun menggunakan dana desa senilai Rp 250 juta lebih di RT 02/RW 01 Dusun Halibete, Desa Maneikun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, kini tak lagi difungsikan oleh warga. Sabtu (28/6/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA - Sebuah bak penampungan air berukuran sekitar 2x2 meter persegi yang dibangun menggunakan Dana Desa senilai Rp 250 juta lebih di RT 02/RW 01 Dusun Halibete, Desa Maneikun, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, kini tak lagi difungsikan oleh warga. 

Pasalnya, biaya operasional yang tinggi membuat warga tak mampu mengakses layanan air dari fasilitas tersebut.

Bak air yang seharusnya melayani kebutuhan 84 kepala keluarga (KK) di satu dusun tersebut, kini dibiarkan tak terpakai.

Warga setempat, Yohanes Moruk, mengungkapkan  bak air yang dibangun pada Maret 2021 itu hanya sempat digunakan selama 6 jam setelah selesai dibangun. 
 
Air harus dipompa dari bak induk dekat mata air berjarak sekitar 200 meter, namun karena sistem menggunakan listrik, warga kesulitan mengumpulkan dana untuk membeli pulsa listrik secara rutin.

“Dalam beberapa jam saja, pulsa listrik yang digunakan sudah habis Rp 50 ribu untuk daya listrik 2.300 watt. Air di pompa dari bak induk dekat sumber mata air menuju bak penampung yang jaraknya sekitar 200 meter,” ujarnya kepada wartawan, Sabtu (28/6/2025).

“Sekarang ada warga yang ambil air dari tetangga yang mampu membayar air PAM, tetapi tidak semua orang. Ada yang ambil jarak sampai 1 km, kalau mau dibilang sumber mata air di sini lumayan banyak. Padahal dulu kami sangat berharap fasilitas ini bisa menjawab kebutuhan air bersih di dusun kami,” kata Yohanes.

Baca juga: Optimalisasi Pasca Panen, Pemdes Umaklaran Gandeng Unhan Belu Dorong Teknologi Tepat Guna

Persoalan ini, lanjutnya, sebenarnya sudah pernah dibahas dalam musyawarah desa, namun belum juga membuahkan solusi. 

Ia pun berharap baik pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten bisa meninjau kembali dan memberikan perhatian serius terhadap fasilitas yang telah menelan anggaran besar itu.

Klemens A. Manloe, warga lainnya, juga berharap agar PDAM Kabupaten Belu bisa mengambil alih pengelolaan fasilitas air bersih tersebut. 

“Kalau bisa PDAM yang kelola supaya kami bisa ikut berlangganan seperti warga lainnya. Sayang kalau bangunan yang bagus itu terbengkalai,” ujarnya.

Ia juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Belu melalui dinas terkait juga bisa membantu dengan pengadaan solar sel. 

"Kami berharap ada tindak lanjut konkret dari pemerintah dan pihak terkait agar infrastruktur yang telah dibangun tidak sia-sia, serta benar-benar bisa menjawab kebutuhan dasar air bersih warga perdesaan," tutupnya. (gus)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved