Opini
Opini: Don Putra Gotama Merajut Sejarah, Menyulam Kemajuan Negeri
Namanya Don Putra Gotama, sosok bersahaja yang lebih suka bekerja dalam diam, tetapi jejak karyanya mengendap kuat di tiap sudut pembangunan.
Oleh: Pius Rengka
Warga Kota Kupang, tinggal di Jl. Antarnusa, Liliba
POS-KUPANG.COM - Di tanah sabana Nusa Tenggara Timur, di mana matahari menyiram daratan dengan cahaya yang tak pernah pelit, seorang putra daerah diam-diam menenun sejarah.
Namanya Don Putra Gotama, sosok bersahaja yang lebih suka bekerja dalam diam, tetapi jejak karyanya mengendap kuat di tiap sudut pembangunan.
Ia bukan sekadar pengusaha, ia perajut mimpi-mimpi kolektif yang menjahitkan satu benang: kerja sama. Pada Kamis, 26 Juni 2025, di aula Gubernuran NTT yang hangat oleh dialog dan asa, Don Putra Gotama berkisah.
Ia tidak hanya membagikan kisah tentang bisnis, melainkan sebuah narasi perjalanan, tentang waktu, tentang tanah kelahiran, tentang pemerintah yang membuka ruang dan tentang kerja sama yang menyuburkan harapan.
Sebagai Komisaris PT Subasuka Go Waterpark, Don menyentuh sisi yang sering luput dari sorotan yaitu tentang bagaimana pemerintah, melalui aset-aset tak tergarap, bisa bertransformasi menjadi lokomotif pembangunan saat berada dalam genggaman tangan-tangan kolaboratif.
Mengutip pemikiran dari Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani bahwa di negara-negara maju, aset negara bukanlah benda mati, melainkan aktor aktif dalam pembangunan. Dan Don Gotama membuktikannya, bukan di negeri seberang, tapi di jantung NTT sendiri.
Dalam pengalaman Gotama, kolaborasi dengan pemerintah bukan sekadar pembagian tanggung jawab. Ia adalah simfoni yang menuntut harmoni, di mana sektor publik dan privat berdiri setara dalam satu partitur.
Ia bersaksi, bahwa dukungan pemerintah dari perizinan hingga pengamanan legal, telah menjadi pupuk bagi tumbuhnya keberanian berinvestasi.
Investasi itu sendiri, menurutnya, bukan hanya angka dan grafik, tapi wujud nyata dari cinta pada tanah kelahiran.
Pemerintah, dengan tanah-tanahnya yang terbengkalai, tak sekadar menyewakan ruang, tetapi memberikan panggung untuk transformasi.
Dan swasta, dengan semangat kewirausahaan, membawa nafas hidup, menciptakan lapangan kerja, menggerakkan roda ekonomi, dan membangun infrastruktur yang mencitrakan wajah baru kota.
Grup Subasuka, misalnya, telah membuka ruang kerja bagi 400 orang, sebuah angka yang bukan sekadar statistik, melainkan cerita dari banyak rumah tangga yang kini punya harapan.
Namun, Don Gotama tidak memungkiri bahwa keberhasilan kerja sama ini menuntut kesiapan, baik dari pemerintah maupun swasta.
Ia mengingatkan bahwa pengusaha yang ingin bermitra mesti membawa lebih dari sekadar mimpi.
Don Putra Gotama
Pius Rengka
Opini Pos Kupang
POS-KUPANG. COM
Ina Ndao
Emanuel Melkiades Laka Lena
Nusa Tenggara Timur
Subasuka
| Opini: Pergeseran Makna Manusia sebagai Makhluk Politik, Dari Polis ke Platform | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Manusia, Makhluk yang Tak Pernah Selesai Berbahasa | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Catatan Filsafat Hukum atas Masalah Geotermal di Flores | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Dari Sumpah Pemuda ke Sumpah Sehat | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|
| Opini: Penjarahan yang Dilegalkan dan Tantangan bagi Indonesia | 
				      										 
												      	 | 
				    
|---|

												      	
												      	
												      	
												      	
												      	
				
			
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.