Prakiraan Cuaca
Termasuk NTT,BMKG Sebut Kondisi Atmosfer yang Relatif Dinamis Picu Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah
BMKG Sebut,Kondisi Atmosfer yang Relatif Dinamis picu cuaca ekstrem di Sejumlah Wilayah Indonesia Termasuk NTT hingga 30 Juni 2025.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
POS-KUPANG.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) menyebut, Kondisi Atmosfer yang relatif dinamis memicu cuaca ekstrem di Sejumlah Indonesia termasuk NTT.
Dengan Kondisi Atmosfer yang masih relatif dinamis, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi yang masih berpotensi terjadi, meskipun beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau.
BMKG menyebut NTT dan sejumlah wilayah di Indonesia sudah masuk musim kemarau.
Namun hujan ekstrem masih sering terjadi dalam sepekan terakhir, khususnya di wilayah Indonesia bagian timur.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Berlanjut, NTT Diimbau Waspada Angin Kencang hingga 30 Juni 2025
BMKG mencatat hujan ekstrem (>150 mm/hari) pada tanggal 18 Juni 2025 di Kab. Ketapang, Kalimantan Barat (224.5 mm/hari) serta tanggal 21 Juni 2025 di Kota Ambon, Maluku (213.0 mm/hari) dan Kab. Halmahera Selatan, Maluku Utara (188.0 mm/hari).
Sebagian wilayah Indonesia masih mengalami curah hujan tinggi. Hal ini disebabkan tidak hanya karena pengaruh kondisi atmosfer pada skala lokal, tetapi juga akibat keterlambatan datangnya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
Oleh karena itu, dengan tingginya ketersediaan uap air khususnya di Indonesia bagian Selatan, potensi terjadi hujan dengan intensitas signifikan masih sering terjadi.
Kondisi tersebut diperkuat dengan aktivitas penjalaran gangguan atmosfer skala besar, yaitu Madden-Julian Oscillation (MJO) yang berosilasi di wilayah maritim Indonesia pada awal pekan ini.
Selain itu, persistensi gelombang atmosfer tropis seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuator juga turut memperkuat potensi pembentukan awan hujan di beberapa wilayah di Indonesia.
Fenomena-fenomena tersebut membawa lebih banyak uap air, sehingga memicu pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia.
BMKG juga terus menekankan akan pentingnya untuk memantau informasi cuaca dari sumber resmi secara berkala dan mengambil langkah mitigasi yang diperlukan guna mengantisipasi serta mengurangi dampak bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing.
Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan
Prediksi Anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) secara umum menunjukkan nilai negatif di sebagian besar wilayah Indonesia hingga sepekan ke depan, yang mengindikasikan adanya pertumbuhan awan yang signifikan di wilayah Indonesia.
Sementara itu, fenomena MJO, gelombang Rossby Equatorial dan gelombang Kelvin diperkirakan masih terus aktif di wilayah Indonesia.
Baca juga: Waspada, BMKG Ingatkan Angin Kencang Berpotensi Landa Wilayah NTT Hari Ini dan Besok,23-24 Juni 2025
Oleh karena itu, potensi pertumbuhan awan penyebab hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih berpeluang tinggi terjadi hingga beberapa hari ke depan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.