Undana
Undana Gelar Kuliah Umum, Gaungkan Perlawanan Terhadap Intoleransi dan Radikalisme
Kuliah umum ini juga dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai program studi di Undana maupun Universitas lainnya.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang menggelar kuliah umum bertema "Antisipasi Gerakan Intoleransi dan Radikalisme dalam Lingkungan Kampus di Wilayah Kota Kupang", pada Senin 23 Juni 2025, bertempat di lantai 3 Gedung Rektorat Undana.
Kegiatan ini menjadi panggung edukasi penting bagi mahasiswa untuk memahami dan menangkal bahaya ideologi radikal yang dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dua narasumber utama dihadirkan dalam kegiatan ini, yaitu Prof. Dr. Drs. Petrus Ly, M.Si dan Jacky Latupeirissa, M.Th, dengan moderator Hans Luther Lopo.
Kuliah umum ini juga dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai program studi di Undana maupun Universitas lainnya.
Kuliah umum ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Siprianus Suban Garak, M.Sc.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kampus harus menjadi benteng terakhir dari segala bentuk gerakan intoleran dan radikal.
Ia mencontohkan situasi pada tahun 2018, di mana sejumlah perguruan tinggi di Indonesia dinilai memiliki tingkat radikalisme yang tinggi, bahkan sampai ada rektor yang batal dilantik karena kampusnya terindikasi kuat terpapar paham radikal.
Baca juga: Pemaparan Penelitian Mahasiswa Geologi BYU di Kuliah Umum Undana tentang Geologi Pulau Timor
Menurutnya, intoleransi dalam kehidupan sosial dan akademik dapat membawa dampak negatif jangka panjang.
"Dalam pergaulan sehari-hari, kalau kita intoleran dan radikal, orang akan membenci kita. Ini tidak bisa dibiarkan tumbuh," ujar Dr. Siprianus.
Dr. Siprianus pun berharap kuliah umum ini membawah dampak besar bagi para mahasiswa, agar dalam kehidupan sehari-hari maupun kedepan menjunjung tinggi toleransi dalam kehidupan bersosial.
Sementara itu, Prof. Petrus Ly dalam pemaparannya menyoroti bahwa radikalisme dan terorisme merupakan gerakan politik yang memanfaatkan simbol-simbol keagamaan untuk menggerakkan massa.
Ia menyebut banyak anak muda yang terpapar karena lingkungan sosial yang tidak tepat. Mereka cenderung menolak nilai-nilai demokrasi, Pancasila, serta menutup diri dari inovasi dan kemajuan ekonomi.
"Semakin dalam mereka terpapar, makin sempit pula cara berpikir mereka. Mereka menjadi anti-inovasi dan enggan menerima perubahan," jelas Prof. Petrus.
Ia menekankan Indonesia saat ini sedang berada dalam kondisi darurat radikalisme.
Undana Gelar Penyamaan Persepsi Keterbukaan Informasi Publik Bersama Komisi Informasi Pusat RI |
![]() |
---|
Prof. Maxs Sanam Sebut Masalah Rabies Bisa Diatasi dengan Komitmen Masyarakat |
![]() |
---|
Undana Gelar Konferensi Internasional ICAHMedScience 2025, Bahas Isu One Health dan Tantangan Global |
![]() |
---|
Jefry Adoe Sebut Prof. Jefri Tidak Terlibat dalam Pembangunan Gedung FKKH |
![]() |
---|
Undana dan UNPAZ Timor Leste Jalin Kerja Sama Strategi Percepatan Penurunan Stunting |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.