Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 15 Juni 2025, "Hidup Dalam Kasih Tritunggal"

Akal manusia terlalu kecil untuk menangkap Allah yang tak terbatas. Ibarat mencoba menuangkan seluruh samudra ke dalam satu cangkir kecil

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Adrianus Yohanes Mai SVD 

Renungan Harian Katolik
Minggu 15 Juni 2025
P. Adrianus Yohanes Mai, SVD
Bacaan Harian Minggu, 15 Juni 2025
Bacaan 1 Amsal 8:22-31, Mazmur Tanggapan, Mazmur 8:4-5, 6-7, 8-9
Bacaan 2, Roma 5:1-5, Injil, Yohanes 16:12-15 

"Hidup dalam Kasih Tritunggal"

“Tuhan itu Esa dalam hakikat, tiga dalam pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus.”

Hari ini, Gereja merayakan misteri terdalam dari iman Kristen: Allah Tritunggal Mahakudus. Ini bukan soal logika atau matematika. Ini tentang cinta yang tak terbagi, tentang kesatuan yang sempurna, tentang Allah yang adalah relasi, Allah yang adalah kasih.

Tritunggal: Misteri yang tidak dapat diterangkan sepenuhnya oleh akal

Banyak orang bertanya: “Bagaimana mungkin satu Allah tetapi tiga pribadi?” Jawaban yang jujur: kita tidak bisa memahaminya sepenuhnya. Akal manusia terlalu kecil untuk menangkap Allah yang tak terbatas. Ibarat mencoba menuangkan seluruh samudra ke dalam satu cangkir kecil. Allah terlalu besar untuk dimengerti hanya oleh akal.

Tetapi dalam iman, kita tidak sekadar mencoba mengerti—kita masuk ke dalam misteri itu. Iman mengajarkan bahwa Allah itu bukan kesendirian, tetapi persekutuan: Bapa yang mencintai, Putra yang dicintai, dan Roh Kudus sebagai cinta di antara keduanya. Dalam Tritunggal, kita tidak hanya mengenal siapa Allah itu, tetapi juga siapa kita dipanggil untuk menjadi.

Pengharapan: Rindu akan Persatuan

Iman memperkenalkan kita kepada Tritunggal, dan pengharapan membawa kita untuk ingin hidup seperti Tritunggal itu sendiri—hidup dalam persatuan, dalam kasih, dalam harmoni. Kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Maka tujuan hidup kita bukan sekadar menjadi orang baik, tetapi menjadi pribadi yang bersatu dengan Allah. Kita hidup untuk kembali kepada Dia, ke dalam pelukan kasih Bapa, Putra, dan Roh Kudus.

Kasih: Tanda dari Kesatuan Tritunggal

Ketika kita mengasihi, kita mencerminkan hidup Allah sendiri. Kasih yang tulus, yang memberi, yang memaafkan, yang membangun—itulah jejak Allah Tritunggal di dunia. Setiap jalinan kasih sejati dalam keluarga, komunitas, atau Gereja adalah tanda bahwa kita hidup dalam kesatuan dengan Allah.

Pesan Renungan: Hidup dalam Kasih Tritunggal: 

Pertama, Tritunggal adalah inti iman dan tujuan hidup kita. Allah itu satu dalam hakikat, tiga dalam pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Kita dibaptis dalam nama Tritunggal, hidup dari kasih-Nya, dan dipanggil untuk bersatu kembali dalam kasih ilahi itu.

Kedua, Hidup orang Kristen mencerminkan kesatuan Tritunggal.  Seperti Allah hidup dalam relasi kasih dan kesatuan, kita dipanggil untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis—dalam keluarga, Gereja, dan masyarakat—sebagai tanda kehadiran Allah di dunia.

Ketiga, Iman, pengharapan dan kasih membuka kita pada misteri Tritunggal Iman membawa kita masuk ke dalam misteri ilahi, pengharapan menuntun kita untuk bersatu dengan Allah, dan kasih yang kita wujudkan menjadi cermin dari kasih Tritunggal di dunia ini.

“Semoga Allah Tritunggal hidup dalam hati semua orang”

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved