Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 9 Juni 2025, "Kebajikan Maria: Taat dan Setia"

Bunda Maria memiliki kebajikan yang luar biasa yang tak tertandingi yaitu ketaatan total dan iman yang kokoh pada kehendak Allah. 

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
Senin 9 Juni 2025
PW Santa Perawan Maria Bunda Gereja
KEBAJIKAN MARIA: TAAT DAN SETIA

"Ibu ini anakmu." "Inilah ibumu." (Yoh 19:26). Ketika di salib Yesus menyerahkan ibu-Nya menjadi Bunda Para Rasul. Ia pun menjadi bunda setiap orang beriman yang percaya kepada Yesus putranya. Maka ia kini menjadi Bunda Gereja Yesus Kristus Putranya.

Sebagai seorang ibu, ia menghendaki yang terbaik bagi kita anak-anaknya dan para pengikut Yesus putranya. Selain senantiasa mendoakan kita, Bunda Maria menuntun dan membimbing kita kepada Yesus putranya.

Bunda Maria memiliki kebajikan yang luar biasa yang tak tertandingi yaitu ketaatan total dan iman yang kokoh pada kehendak Allah. 

Kita layak meneladani dia sebagai ibu kita. Sebagai Bunda Gereja Bunda Maria mendampingi baik para rasul pada zaman dulu dan kini menuntun kita para pengikut Yesus dalam tugas evangelisasi, tugas pewartaan Injil Kabar Gembira ke mana pun kita diutus.

Kita belajar dari keutamaan-keutamaannya: kesederhaan, ksetiaan dan ketaatan. Ia menjadi Bunda Putra Allah. Dalam rahimnya, ia membawa Firman Allah yang hidup. Ia mengandung Firman secara nyata bukan hanya dalam janji.

Apa yang terjadi atas Diri Bunda Maria adalah untuk urusan keselamatan umat manusia. Ia mengajar kita untuk berdoa bersama dia sebagai putra-putri Gereja. Dahulu ia berdoa bersama para rasul, kini bersama kita. Bersama Maria bunda kita, kita berjuang mewujudkan karya penebusan Tuhan kepada sesama. Kita manusia berdosa memerlukan penebusan melalui pertobatan sejati. Adam manusia pertama Allah, ada dalam taman Eden.

Ia dekat dan menjadi sahabat karib Allah yang menciptakannya. Ia hidup damai, rukun dan menjadi bagian integral dari lingkungan hidup di mana ia berada, bahkan berteman dekat dengan semua makhluk hidup dalam taman Firdaus.

Allah kemudian beri dia penolong yang sepadan dari rusuknya sendiri yaitu Hawa. Karena makan buah terlarang, mereka pun jatuh dalam dosa. Setelah berdosa, Adam menjadi takut lalu bersembunyi agar tidak bertemu dengan Allah. Ia mulai mengambil jarak dengan Allah.

Karena kerahiman-Nya yang besar, Allah mengasihi manusia dan mencari dia yang bersalah dan berdosa. Allah terus berinisiatif membangun komunikasi dengan manusia berdosa untuk memulihkannya dari dari pelanggarannya.

Adam mengaku dengan jujur dosa yang dibuatnya bersama Hawa. "Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan." (Kej 3:12).

Pengakuan selalu meneguhkan kepada pertobatan sejati untuk gapai keselamatan. Maka pemazmur melantungkan madah pujiannya demikian, "Di gunung-gunung yang kudus ada kota yang dibangun-Nya; Tuhan lebih mencintai pintu-pintu gerbang sion daripada segala tempat kediaman Yakub." (Mzm 87:1-2).  

Maria Hawa baru membebaskan kita dari ketidakpercayaan dan ketidaktaatan. Sebagai Bunda Gereja, Ia senantiasa mendoakan Gereja agar tetap ada sepanjang masa. Melalui doa-doa sucinya, Maria merangkul semua keluarga umat manusia.

Akhirnya dengan pertolongan Bunda Maria Bunda Gereja, Gereja mampu menerangi segala bangsa agar dengan tekun mewartakan Injil. Roh Kudus yang telah dicurahkan kepada kita, menghantar kita kepada hidup yang penuh sukacita dalam Kerajaan Bapa bersama Yesus Putra-Nya. 

Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Senin / Pekan Biasa X / C, 090625).

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved