Flores Timur Terkini

Demi Air Bersih, Pengungsi Mandiri di Flores Timur Jalan Kaki 3 Kilometer

Pengungsi mandiri di Waidoko adalah warga dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura. Desa ini bakal direlokasi ke tempat lain lantaran masuk dalam zona bahay

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/PAUL KABELEN
Pengungsi Gunung Lewotobi sedang mengambil air tikungan Jalan Trans Flores, Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, Sabtu, 7 Juni 2025 siang 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,, Paul Kabelen

POS-KUPANG.COM, LARANTUKA - Korban bencana letusan Gunung Api Lewotobi Laki-laki yang mengungsi secara mandiri di Waidoko, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur, NTT, sejak beberapa hari terakhir kekurangan air bersih hingga Senin, 9 Juni 2025.

Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka terpaksa berjalan kaki sejauh tiga kilometer ke Desa Nobo, tepatnya di tikungan jalan. Di sana terdapat bak yang mengalirkan air lewat seutas selang kecil.

Pengungsi mandiri di Waidoko adalah warga dari Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura. Desa ini bakal direlokasi ke tempat lain lantaran masuk dalam zona bahaya.

Menurut seorang warga, Agustinus Gehi (40), pengungsi setiap hari mengambil air dengan jeriken dan galon. Mereka kebanyakan berjalan kaki, ada juga yang memakai sepeda motor.

"Pagi, siang, dan sore orang-orang datang ke sini untuk ulang air. Di sana (Waidoko) tidak ada air jadi tempat ini satu-satunya harapan selama enam bulan terakhir," katanya.

Selain orang dewasa, anak-anak juga sering datang untuk mandi. Mulai dari usia SD, SMP, hingga SMA. Mereka kemudian menenteng dua jeriken per orang. Perjalanan yang melelahkan.

"Kalau lelah kami istirahat di jalan, habis lanjut jalan lagi. Bisa dua sampai tiga kali istirahat. Kadang kami numpang kendaraan yang lewat, ada kalanya mereka lari terus, tidak mau muat kami," ceritanya.

Baca juga: Keluarga ke Pendoa, Gelar Ritual Adat Cari Nenek Maria Pora Seda yang Hilang  di Flores Timur 

Dua hari sebelumnya, Sabtu, 7 Juni 2025, Yane Mare bersama dua adiknya terpantau berjalan kaki dari Nobo ke Waidoko. Terik matahari saat itu cukup panas. Mereka berteduh di bawah pohon asam.

Yane menuturkan, pengungsi di Waidoko kerap dibantu air melalui mobil tangki. Bantuan dari yayasan itu datang beberapa kali seminggu. Mereka menyampaikan terima kasih.

"Bersyukur karena kami masih dibantu dari yayasan, nama saya kurang hafal. Mereka itu yang antar dengan oto tangki," ungkapnya.

Di Waidoko, warga Nobo mulai membuka permukiman baru. Ada yang mengerjakan rumah secara mandiri. Padahal, Pemkab Flores Timur menyatakan siap membangun rumah contoh bagi penyintas yang berkeinginan direlokasi mandiri dengan menyiapkan lahan sendiri. (cbl)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved