Prakiraan Cuaca
BMKG Rilis Dinamika Atmosfer Sepekan ke Depan, NTT Waspada Angin Kencang Periode 6 -12 Juni 2025
BMKG rilis Dinamika Atmosfer Sepekan ke depan, NTT Waspada Angin Kencang, Periode 6 -12 Juni 2025.
Penulis: Adiana Ahmad | Editor: Adiana Ahmad
Memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi BMKG, seperti situs web http://www.bmkg.go.id, media sosial @infobmkg, atau aplikasi infoBMKG.
Tetap tenang dan siaga menghadapi perubahan cuaca ekstrem, serta pahami langkah evakuasi jika diperlukan. Informasi ini akan terus diperbarui sesuai dengan perkembangan cuaca terbaru.
Sementara dalam rilis terkait Prospek Cuaca Mingguan Periode 6-12 Juni 2025, BMKG menyebut wilayah Barat dan Selatan Indonesia Kering, namun Wilayah Timur Masih Berpotensi Hujan Lebat
Pemutakhiran awal musim kemarau 2025 menunjukkan pergeseran awal musim yang lebih lambat dibandingkan prediksi Februari, terutama di Jawa serta Bali dan Nusa Tenggara.
Di Jawa, awal musim bergeser 3–5 dasarian, sementara di Bali dan Nusa Tenggara bergeser 2–4 dasarian, menyebabkan kemarau datang lebih lambat dari normal.
Puncak musim kemarau umumnya tetap diprediksi terjadi pada bulan Juli hingga Agustus 2025.
Durasi musim kemarau diperkirakan lebih pendek di sebagian besar wilayah, meskipun sebagian kecil wilayah mengalami durasi lebih panjang dari normal.
Sementara itu, dalam sepekan terakhir hujan dengan intensitas lebat (50-100 mm/hari) hingga sangat lebat (100-150 mm/hari) di beberapa wilayah Indonesia masih relatif tinggi.
Kondisi atmosfer yang relatif basah masih berpotensi terjadi dalam sepekan ke depan, khususnya di wilayah Indonesia bagian utara dan timur, yang diperkuat oleh dinamika tropis dan topografi di wilayah tersebut.
Aktivitas gelombang ekuator seperti Madden–Julian Oscillation (MJO), aktifnya gelombang Kelvin dan Equatorial Rossby, serta bibit siklon tropis 92W meningkatkan peluang terbentuknya awan-awan konvektif di beberapa wilayah.
Di sisi lain, labilitas atmosfer skala lokal, baik dari interaksi angin darat/laut maupun dari faktor geografis lainnya, turut memperkuat proses konvektif di wilayah selatan Indonesia.
Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan hujan lokal dengan intensitas sedang hingga lebat pada siang hingga sore hari yang disertai kilat/petir yang tidak merata dengan waktu singkat.
Mengingat atmosfer bersifat sangat dinamis, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi, meskipun beberapa wilayah telah memasuki musim kemarau.
BMKG terus menekankan pentingnya memantau informasi cuaca dari sumber resmi secara berkala dan mengambil langkah mitigasi yang diperlukan guna mengantisipasi serta mengurangi dampak risiko bencana hidrometeorologi di wilayah masing-masing. (*)
Ikuti berita POS-KUPANG.com di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.