Manggarai Barat Terkini

Simak Penjelasan BMKG Penyebab Cuaca Hujan di Labuan Bajo NTT Walau Musim Kemarau

Fenomena ini ditandai dengan tingginya curah hujan di tengah musim kemarau yang seharusnya identik dengan cuaca kering dan panas

Penulis: Engelbertus Aprianus | Editor: Edi Hayong
POS-KUPANG.COM/BERTO KALU
HUJAN DI LABUAN BAJO- Hujan mengguyur Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat di musim kemarau.  

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Berto Kalu

POS-KUPANG.COM, LABUAN BAJO - Wilayah Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mengalami fenomena cuaca tidak biasa yang dikenal sebagai kemarau basah

Fenomena ini ditandai dengan tingginya curah hujan di tengah musim kemarau yang seharusnya identik dengan cuaca kering dan panas. 

Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Serang menjelaskan, meskipun secara klimatologis wilayah NTT telah memasuki musim kemarau, namun dalam beberapa hari terakhir cuaca yang terjadi justru didominasi oleh hujan intensitas sedang hingga lebat, bahkan disertai petir dan angin kencang berdurasi singkat. 

"Kondisi ini menunjukkan bahwa kemarau tahun 2025 berpotensi menjadi kemarau basah, yaitu musim kemarau yang masih diselingi curah hujan signifikan akibat pengaruh dinamika atmosfer regional dan global," jelasnya Maria Serang pada Jumat (30/5/2025). 

Lebih lanjut dikatakan, ada beberapa faktor meteorologis yang saling berinteraksi, menghasilkan kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan konvektif atau awan2 hujan secara aktif. 

Baca juga: Peringatan Dini BMKG Cuaca NTT Hari Ini, Jumat 30 Mei 2025: Waspada Hujan Petir

Suhu permukaan laut yang tinggi ini menyebabkan peningkatan penguapan air laut ke atmosfer. Uap air ini menjadi bahan baku utama dalam proses pembentukan awan. 

Saat ini, lanjut Maria, suhu muka laut di NTT masih cukup hangat, prosentase kelembaban udara di lapisan 700 hingga 500 mb cukup tinggi, dan adanya perlambatan kecepatan angin di lapisan bawah atmosfer. 

"Adanya sirkulasi siklonik di selatan NTT turut memperkuat pola konvergensi di wilayah NTT termasuk Manggarai Barat," ujarnya. 

Maria menyimpulkan, hujan yang masih terjadi di wilayah Manggarai Barat pada akhir Mei 2025 merupakan hasil interaksi kompleks dari dinamika atmosfer lokal dan regional, bukan sekadar anomali sesaat. 

"Fenomena ini menunjukkan bahwa musim kemarau tahun ini tidak sepenuhnya kering, melainkan tetap berpotensi diselingi oleh hujan akibat "kemarau basah", yang dipengaruhi oleh kondisi laut dan atmosfer yang masih aktif mendukung pembentukan hujan bahkan cuaca buruk," ungkapnya. 

Baca juga: Prediksi Cuaca Maritim NTT Tiga Hari Ke Depan,BMKG Ingatkan waspada Gelombang Sedang di Perairan Ini

Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap potensi hujan lebat, petir, dan angin kencang berdurasi singkat tetap perlu dijaga, khususnya di wilayah yang memiliki kerentanan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor.

"Dan jangan mengabaikan potensi kebakaran lahan atau hutan karena angin monsun australia sudah aktif dan membawa angin yang sifatnya kering kering ketika tidak terjadi hujan," tandasnya. (eto)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved