Undana

Undana Gelar Diskusi Publik, Membangun Kota Bebas Sampah

Dalam sambutannya, Wakil Dekan I FISIP Undana, Dr. Mas’amah, S.Pd., M.Si, menegaskan pentingnya pengelolaan sampah untuk masa depan Kota Kupang.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN
DISKUSI PUBLIK - Foto bersama dalam diskusi publik bertema Membangun Kupang Bebas Sampah di Ruang Terbuka Administrasi Negara, Fakultas FISIP, Kamis, (5/6/2025). 

 Ia menekankan perlunya paradigma baru yang memandang sampah sebagai sumber daya bernilai, bukan beban. “Jika kita abai, sampah akan membunuh kita. Teluk Kupang sudah sarat dengan plastik, yang dapat mencemari ikan dan mengancam kesehatan kita,” tegasnya.

Febrianto Bintara dari Walhi NTT mengkritik hegemoni perusahaan besar penghasil sampah plastik.

 Ia menyoroti bahwa plastik berasal dari eksploitasi sumber daya alam seperti minyak bumi dan batubara, yang telah merusak lingkungan bahkan sebelum menjadi sampah. 

“Untuk membuat bungkus Indomie, hutan dirusak, masyarakat adat digusur. Perusahaan seperti Unilever dan Wings menghasilkan sampah plastik, tapi masyarakat yang disalahkan karena membuang sembarangan,” katanya.

 Ia mendesak negara untuk mengintervensi produksi plastik dengan kebijakan berbasis ekonomi Pancasila, seperti membatasi penggunaan plastik dan mendorong bahan yang mudah terurai.

Agnes Dau dari Yayasan PIKUL berfokus pada dampak sampah terhadap komunitas pesisir. Berdasarkan data 2022 dari DLHK, Kupang menghasilkan 227,93 ton sampah per hari, namun hanya 19,38 ton yang terkelola. 

Ia menyebutkan keluhan nelayan tentang pencemaran laut akibat limbah rumah tangga dan industri, yang memaksa mereka memancing lebih jauh hingga melampaui batas 12 mil.

 “Sampah plastik menumpuk di Teluk Kupang, terutama saat musim barat, merusak ekosistem seperti terumbu karang dan lamun,” ujarnya. 

Hasil brand audit di Oesapa dan Pasir Panjang menunjukkan 5,4 % sampah berasal dari Wings Group, sementara banyak sampah plastik seperti kantong kresek tidak teridentifikasi mereknya.

Diskusi ini diadakan di taman hutan FISIP Undana, yang disebut Dr. Mas’amah sebagai warisan dosen senior yang memberikan suasana sejuk dan oksigen melimpah. 

Diskusi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk mendorong kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan Kupang bebas sampah. (uan)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved