Politani
Inovasi Tomat Hidroponik di Politani Negeri Kupang, Langkah Menuju Pertanian Modern
Beberapa kendala seperti gejala kekurangan kalsium yang menyebabkan busuk ujung buah, menjadi dasar evaluasi untuk meningkatkan kualitas nutrisi.
Laporan reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahman iar Ismail
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Program Studi Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Politeknik Pertanian Negeri Kupang terus berinovasi dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan.
Salah satu fokus project pembelajaran berbasis project (PBL) adalah budidaya tomat dengan dua metode berbeda: penanaman di lahan terbuka dan metode hidroponik menggunakan media substrat dalam screen house.
Koordinator Program Studi TPH, Dr. Vinni D. Tome, menjelaskan bahwa kedua metode penanaman ini memiliki karakteristik dan hasil yang berbeda, memberikan wawasan penting dalam pengembangan teknik budidaya hortikultura yang adaptif terhadap kondisi lingkungan.
“Tanaman di lahan tumbuh lebih pendek karena mendapatkan pencahayaan penuh, sementara tanaman dalam screen tumbuh lebih tinggi karena intensitas cahaya yang lebih terbatas,” ungkapnya dalam wawancara bersama POS-KUPANG.COM, Selasa (3/6/2025).
Dari sisi hasil, tomat hidroponik saat ini masih menghasilkan buah berukuran lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh sistem pemberian nutrisi yang masih dalam tahap uji coba, yakni satu kali per minggu, serta sistem irigasi yang dilakukan secara manual.
Baca juga: Panen Tomat Prodi TPH Politani Negeri Kupang: Mahasiswa Belajar Sambil Produksi
“Kami sedang mengevaluasi frekuensi dan jumlah nutrisi yang diberikan. Saat ini, pemberian air dilakukan lima hari sekali dengan volume 500 ml per tanaman, padahal secara teori kebutuhan tanaman bisa mencapai 1–2 liter per hari,” jelas Dr. Vinni.
Meski masih menghadapi tantangan teknis, sistem hidroponik ini menunjukkan potensi besar. Target hasil dari setiap polybag adalah minimal 1 kilogram per tanaman, dengan potensi maksimal hingga 3 kilogram.
Beberapa kendala seperti gejala kekurangan kalsium yang menyebabkan busuk ujung buah, menjadi dasar evaluasi untuk meningkatkan kualitas nutrisi.
Saat ini, ketersediaan nutrisi khusus untuk tanaman buah juga masih terbatas di pasaran, lebih banyak tersedia untuk jenis sayuran daun.
“Kami akan terus menyempurnakan sistem ini agar lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Ini adalah bagian dari upaya jangka panjang kami untuk mendukung pertanian modern yang ramah lingkungan dan produktif,” tutupnya.
Inisiatif ini menunjukkan komitmen kuat dari Program Studi TPH dalam menjawab tantangan pertanian masa kini dengan pendekatan ilmiah dan berorientasi pada solusi. (iar)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.