Opini

Opini: Di Balik Hilangnya Jersey Persebata

Ia perlu dikelola lewat pembinaan, pendampingan, dan pembentukan melalui keluarga maupun keterlibatan psikolog. 

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-DOKUMENTASI ROBERT BALA
MARTIN DEMICHELIS - Robert Bala mendampingi pemain legendaris Bayern Munchen, Martin Demichelis (kanan) pada tanggal 23-24 Juni 2019. 

Oleh: Robert Bala
Pendiri SMA Sekolah Keberbakatan Olahraga (SKO) San Bernardino (SMARD) Lewoleba Lembata

POS-KUPANG.COM - Persebata diterima di Lembata 30 Mei 2025 bak juara dan memang demikian. 

Sebelumnya diarak di Kupang pada 26 Mei 2025, dijamu oleh petinggi di sana. Tentu saja sambutan di kampung ‘Sembur Ikan Paus’ lebih ‘ngeri’, hal mana wajarnya karena merekalah klub pertama yang akan membawa NTT di liga Nusantara, liga profesional. 

Tanpa mengurangi euforia, kita bertanya, apa yang terjadi dengan hilangnya jersey beberapa pemain persebata dalam pertandingan puncak? 

Apakah kasus ini perlu diselidiki tim hukum demi mendapatkan ‘kejelasan? Ataukah sebuah alarm yang mengharuskan adanya penanganan  psikologis terutama menghadapi pertandingan yang kian ketat nanti?

Jawaban atas pertanyaan ini tentu tidak mudah. Kubu pro-kontra yang berjuang untuk ‘diselidiki habis-habisnya’ dan evaluasi kritis tentu memiliki pendasaran yang sama kuat. 

Tetapi menguarainya sebagai benang kusut sebagai pembelajaran jauh lebih penting. 

Untuk jawab pertanyaan ini, penulis ingat sebuah pengalaman berharga. Tanggal 23-24 Juni 2019, penulis berkesempatan mendampingi pemain legendaris Bayern Munchen, Martin Demichelis

Ia merumput selama 7 musim (2003-2011) di klub terbesar Jerman dan salah satu klub terbaik dunia. 

Dari sana ia kemudian melewati periode berharga di berbagai klub di Spanyol (Malaga, Atletico de Madrid, Espanyol) dan juga Manchester City) hingga pensiun 2017. 

Pada periode yang sama ia juga menjadi penjaga pertahanan Timnas Argentina agar bisa membiarkan Lionel Messi bisa nyaman bermain di bagian depan. 

Pertanyaannya, mengapa Demichelis yang dianggap paling pas mewakili pemain top pada masanya untuk bisa berbicara dengan para remaja di Persija yang tengah disiapkan untuk belajar sepak bola ke Eropa khususnya di Allianz Arena, stadiun Bayern Munchen? 

Jawabannya karena di usianya yang sangat dini (13 tahun) ia sudah dikontrak Bayern Munchen. 

Ia tinggalkan River Plate dan mengalami masa-masa yang sangat penting dan penuh ketegangan sebagai remaja awal di sebuah kota yang tentu asing. 

Yang menarik, saat berada di Jakarta, Demichelis tidak banyak berbicara atau sharing tentang cara bermain sepak bola. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved