Renugan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik: Menatap Langit Menjejak Bumi, Refleksi atas Kenaikan Tuhan

“Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari atas.” (ayat 49). 

|
Editor: Dion DB Putra
DOK PRIBADI
RD. Leo Mali 

Oleh: RD. Leo Mali
Rohaniwan dan Dosen Fakultas Filsafat Unwira Kupang -NTT

POS-KUPANG.COM - Peristiwa Yesus naik ke surga, seperti yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 1:1-11 menghadirkan sebuah gambaran yang kuat sekaligus menyentuh. 

Para murid berdiri terpaku menatap ke langit. Mereka terperangah oleh kedahsyatan momen ilahi itu. 

Sang Guru yang selama ini menuntun mereka, menyembuhkan yang sakit, memberi makan yang lapar, dan mengajar dengan kuasa penuh kasih, bahkan membangkitkan yang mati kini perlahan-lahan naik dan lenyap dari pandangan. 

Mereka terpesona. Tapi juga galau.Dalam situasi itu malaikat bertanya kepada para murid: “Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri menatap ke langit?” (Kis. 1:11) 

Kalimat malaikat ini bukanlah teguran yang menyalahkan, melainkan sebuah panggilan yang menggugah. Iman Kristiani bukanlah sekadar soal memandang ke langit dan menunggu surga. 

Iman adalah keberanian untuk tetap tinggal, untuk tetap tinggal di dunia yang rapuh ini, dengan harapan dan misi yang teguh. Para murid tidak dianjurkan untuk ikut naik ke surga. 

Mereka justru diutus untuk kembali ke Yerusalem, tinggal di tengah kota yang penuh konflik, menanti dengan sabar turunnya Roh Kudus. Itulah yang kita dengar dalam nasihat Injil Luk. 24:26-53). 

“Kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari atas.” (ayat 49). 

Para murid diminta tetap ada di bumi, diperlengkapi dengan kuasa Roh Kudus dan dikuatkan menjadi saksi di seluruh penjuru dunia. Inilah instruksi terakhir Yesus. 

Dalam terang isntruksi terakhir Yesus, perayaan hari ini merupakan titik awal dari partisipasi umat manusia dalam karya itu. Kita tidak diajak untuk lari dari dunia, melainkan kembali menyelami dunia dengan Roh yang baru. 

Kenaikan bukan pelarian Yesus dari dunia, tetapi penegasan bahwa kini karya-Nya akan diteruskan oleh para murid-Nya—oleh kita semua. 

Seperti dikatakan dalam Lukas 24:47-49, kita harus memberitakan pertobatan dan pengampunan dosa kepada segala bangsa. Dan untuk tugas besar itu, kepada kita  dijanjikan kuasa dari tempat tinggi, yakni Roh Kudus.

Maka hari ini, pada saat Yesus naik ke surga, kita titipkan harapan-harapan kita, luka dan beban hidup kita ke langit, tapi kita pun menyadari bahwa dunia membutuhkan kesaksian kita. D

unia membutuhkan wujud nyata dari Kerajaan Allah: keadilan, perdamaian, dan kelestarian ciptaan. Dunia memerlukan orang-orang yang bersedia menjadi saksi kasih, pengampunan, dan pengharapan. 

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved