NTT Terkini

DLHK Provinsi NTT Pamerkan Produk Hasil Hutan Non-Kayu dari Kelompok Tani Hutan di Ajang OVOP

Produk yang ditawarkan mencakup kopi dari berbagai daerah, madu hutan, minyak kayu putih, minyak kemiri, hingga minyak sereh.

|
Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/ONONG BORO
Kepala DLHK Provinsi NTT, Ondy Siagian, dalam ajang One Village One Product (OVOP) yang digelar sebagai bagian dari program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, di Halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, pada Rabu (28/5/2025). 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eugenius Suba Boro

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menampilkan ragam produk unggulan hasil hutan bukan kayu (HHBK) dalam ajang One Village One Product (OVOP) yang digelar sebagai bagian dari program 100 hari kerja Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, di Halaman Gedung Sasando, Kantor Gubernur NTT, pada Rabu (28/5/2025). 

Produk-produk ini merupakan hasil kerja sama erat dengan kelompok tani hutan (KTH) binaan DLHK yang tergabung dalam 16 Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di seluruh NTT.

Kepala DLHK Provinsi NTT, Ondy Siagian, mengungkapkan bahwa selama lima tahun terakhir, pihaknya secara konsisten membina kelompok tani hutan melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KPH di setiap kabupaten.

"Kami dari DLHK di setiap UPTD KPH kami di seluruh kabupaten selama 5 tahun sudah menggerakkan kelompok tani hutan untuk melakukan pengolahan hasil hutan bukan kayu," jelas Ondy.

Ia menambahkan, produk yang dipamerkan tidak lagi dalam bentuk mentah, melainkan sudah melalui proses pengolahan dan dikemas menarik, seperti madu, kopi, minyak kayu putih, minyak sereh, dan lainnya.

Baca juga: Gerak Cepat Lurah Kayu Putih dan DLHK Tangani Sampah hingga Sediakan Kontainer


"Jadi produk-produk yang kami pamerkan hari ini dan kemarin merupakan hasil berdampingan dengan petani hutan. Itu semua sudah dalam bentuk kemasan," lanjutnya.

DLHK Provinsi NTT melihat program OVOP sebagai peluang strategis untuk memberdayakan kelompok tani hutan.

Melalui pelatihan, pendampingan teknis, hingga fasilitasi pemasaran, DLHK mendorong kelompok tani untuk tidak hanya memanfaatkan hasil hutan secara berkelanjutan, tetapi juga menciptakan nilai tambah dari produk-produk tersebut.

"Kami membina kelompok tani hutan agar memproses dan mengelola produknya dari mentah hingga menjadi produk jadi dalam kemasan," ujar Ondy.

Ia juga menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran OVOP ini.
"Ajang One Village One Product ini, gagasan 100 hari kerja Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur, merupakan momen yang positif untuk kelompok tani hutan agar bisa memamerkan dan juga menjual produk-produknya."

Baca juga: Wagub NTT Johni Asadoma Peringatkan ASN Tidak Disiplin dan TPP Bisa Dipotong

Sejak dimulainya acara, antusiasme masyarakat terlihat tinggi. Stand DLHK Provinsi NTT ramai dikunjungi, dengan banyak pengunjung membeli produk lokal hasil olahan KTH.

"Sejak dua hari ini banyak antusias dari masyarakat untuk membeli produk-produk yang diolah oleh kelompok tani hutan kami," tambah Ondy.

Markus Lino, penyuluh kehutanan DLHK Provinsi NTT, menjelaskan bahwa produk yang dipamerkan berasal dari 22 kabupaten/kota melalui 16 KPH yang aktif membina kelompok tani hutan.

"Yang ditampilkan oleh kami adalah berbagai produk hasil hutan bukan kayu yang dikelola oleh kelompok tani hutan yang tersebar di 22 kabupaten/kota," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved