Breaking News

Kirim Guru ke Barak Militer

P2G Kritisi Program Dedi Mulyadi yang Bakal Kirim Guru ke Barak Militer

Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengkritik rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengirim guru dan ASN yang malas ke Barak Militer

KOMPAS.COM/AAM AMINULLAH
DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sedang bercakap dengan siswa asal Sumedang yang lebih suka ngurus kuda daripada sekolah di Barak Militer Markas Kodim 0610/Sumedang, Jumat (9/5/2025). 

POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengkritik rencana Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengirim guru dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang malas ke barak militer. 

Koordinator Nasional P2G, Satriwan Salim mengatakan, pendiplinan ASN termasuk guru berstatus ASN diatur dengan jelas di dalam Undang-Undang ASN dan turunannya yaitu Peraturan Pemerintah (PP) nomor 94 tahun 2021 tentang disiplin PNS. 

"Nah di dalam PP tersebut tidak dijelaskan atau tidak disebutkan mengenai adanya intervensi dari tentara maupun polisi di dalam rangka pembinaan disiplin Pegawai Negeri Sipil termasuk guru," kata Satriwan kepada Kompas.com, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Wamensos Agus Jabo Priyono Tanggapi Kebijakan Dedi Mulyadi Seperti Ini

Bagi P2G, lanjut Satriwan Salim , pembinaan guru dan ASN yang malas di barak militer berpotensi melanggar undang-undang dan peraturan yang berlaku. Potensi pelanggaran tersebut yaitu undang-undang guru dan dosen, undang-undang ASN, dan PP disiplin PNS. 

"Tidak ada disebutkan di situ entitas lembaga seperti TNI maupun Polri yang terlibat di dalam rangka pembinaan terhadap Pegawai Negeri Sipil termasuk guru," tambah Satriwan Salim

P2G menilai sejumlah ide dari Dedi Mulyadi termasuk mengirim anak-anak yang dianggap "nakal" ke barak militer bersifat spontanitas.

Baca juga: Lemhannas Khawatir, Keluar Barak Militer Anak Bisa Petantang-petenteng

Padahal setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pejabat publik seharusnya diatur dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah.

"Yang kami lihat pola-pola yang dilakukan oleh Pak Dedi sebagai Gubernur Jabar juga pola yang sama gitu ya. Idenya spontanitas, tidak ada dasar hukum yang kuat, kemudian tidak diiringi dengan kajian secara akademis maupun secara ilmiah kenapa ini aturan atau kebijakan ini dikemukakan gitu," tambah Satriwan Salim

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi juga mengincar guru dan ASN yang malas masuk ke barak militer.

Baca juga: Alasan Program Dedi Mulyadi Kirim Siswa Ke Barak Militer Bisa Mengarah ke Pelanggaran Hak Anak

Menurut Dedi Mulyadi, dikirimnya guru dan ASN malas tersebut dilakukan sebagai bentuk dari pendidikan karakter. 

"Ke depan, guru dan pegawai yang malas akan kami kirim ke barak tentara. Ini sebagai bagian dari pembinaan karakter," kata Dedi dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/5/2025).

Selain itu, kata Dedi Mulyadi, dikirimnya guru dan ASN malas ke barak militer menjadi bagian dari rangka evaluasi menyeluruh sistem pendidikan di Indonesia. 

Baca juga: KPAI Temukan Pengancaman Guru BK pada Siswa yang Nakal

Sebab, Dedi Mulyadi menilai lemahnya kewibawaan guru turut memengaruhi perilaku siswa di sekolah. 

"Tumbuhnya anak-anak nakal yang tidak terkendali, ini juga harus menjadi bagian dari instrospeksi pendidikan. Jadi, sistem belajar dan mengajar di sekolah jadi faktor kenapa anak-anak berlaku seperti ini," ujar Dedi Mulyadi. (kompas)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved