NTT Terkini 

Krisis Sampah Dimulai dari Keranjang Belanja

Barang-barang dengan umur pakai pendek, terutama dari plastik dan tekstil, menjadi kontributor utama tumpukan sampah yang terus membengkak.

Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
Agustina Etin Nahas, SP., M.Si, Dosen Faperta Undana (pemerhati lingkungan dan penulis lepas yang fokus pada isu konsumsi berkelanjutan, tinggal di Kupang). 

Sayangnya, kebiasaan memilah sampah di tingkat rumah tangga masih sangat minim, memperparah kondisi lingkungan sekitar.

Tidak hanya di darat, dampak budaya konsumtif juga terlihat di laut. Studi Bank Dunia menunjukkan bahwa lebih dari 620 ribu ton plastik dari Indonesia mencemari lautan setiap tahun, termasuk wilayah pesisir NTT.

Sampah ini tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga mengancam mata pencaharian nelayan lokal.

Butuh Perubahan Pola Pikir

Pemerintah telah menargetkan 100 % pengelolaan sampah nasional pada tahun 2029, sebagaimana tercantum dalam rencana RPJMN yang baru.

Namun target ini hanya bisa tercapai jika didukung perubahan pola pikir masyarakat dan peran aktif semua pihak: pemerintah, industri, serta komunitas lokal.

Masyarakat harus didorong untuk berperilaku konsumsi bijak: membeli sesuai kebutuhan, memilih produk ramah lingkungan, membawa tas belanja sendiri, serta memilah sampah sejak dari rumah. Industri pun harus menerapkan prinsip Extended Producer Responsibility (EPR), yakni bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan hingga pasca-konsumsi.

Di tengah tantangan besar, harapan tetap ada. Komunitas-komunitas seperti Kupang Bersih dan beberapa sekolah di Kota Kupang mulai menerapkan program zero waste dan bank sampah. Upaya-upaya kecil ini, jika diperluas, dapat menjadi fondasi perubahan besar.

Mengurangi sampah bukan hanya soal membuang dengan benar, tapi lebih penting: tidak menciptakan sampah sejak awal. Karena pada akhirnya, krisis sampah dimulai bukan di tempat pembuangan, melainkan dari keranjang belanja kita sendiri. (*)

Agustina Etin Nahas, SP., M.Si (pemerhati lingkungan dan penulis lepas yang fokus pada isu konsumsi berkelanjutan, tinggal di Kupang).

 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

 

 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved