RUPS Bank NTT 2025

Pemegang Saham Ungkap Alasan RUPSLB Bank NTT Alot 

Sebelumnya, para pemegang saham sempat melakukan pertemuan tertutup di lantai 3 Hotel Aston pada Rabu siang. 

Penulis: Irfan Hoi | Editor: Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM/HO
RUPSLB BANK NTT - Suasana Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank NTT yang berlangsung di Aula Fernandez Kantor Gubernur NTT, Rabu (14/5/2025). 

Bupati Kupang, Yos Lede yang merupakan salah satu pemegang saham mayoritas mengatakan, sudah ada perbaikan manajemen di Bank NTT. Yos mengaku dinamika yang berlangsung merupakan hal lumrah. 

Dua nama yang diusulkan, kata dia, merupakan sesuatu yang demokratis. Menurut dia, dua nama yang diusulkan juga telah dilakukan kajian oleh semua pemegang saham. Nantinya OJK akan memutuskan sosok Direktur Utama Bank NTT.  

"Mulai sekarang kita kawal, melayani dengan baik dan eksis dan menjadi kebanggaan masyarakat NTT," kata Yos. 


Tugas KRN


Sementara itu Ketua KRN, Prof Frans Gana menyebut sejumlah nama yang masuk dalam tim asesor yang menilai para calon Komisaris dan Direktur Utama serta Direksi Bank NTT. 

Sejumlah nama itu, kata dia, Dr Dini Purbasari, Dr Robertus Bilitea, dan Dr Aloysius Kik serta Prof Frans Gana dan Prof Fred Benu. 

"Sesuai SK. Asesor itu dia melakukan wawancara dan penilaian kompetensi berdasarkan kertas kerja yang ada," katanya. 

Kertas kerja yang dimaksudkan meliputi latar belakang, kredit macet, integritas, kesesuaian jabatan dan tidak terlibat dalam masalah hukum. 

Dia menyebut, dalam RUPSLB yang berlangsung semua sepakat untuk dua nama yang diusulkan menjadi Direktur Utama, termasuk jajaran Komisaris dan Direksi. Nantinya, dua nama itu dikirim ke OJK. 

Paling lama, kata dia, proses di OJK berlangsung hingga tiga bulan. Saat ini posisi sementara Direktur Utama Bank NTT diemban oleh seorang Pelaksana tugas (Plt). 

"Kami, kita kasih nilai saja, keputusan pemilik Bank. RUPS yang menentukan. Kami hanya membantu pemilik Bank, RUPS. Psikolognya kalau salah satu gugur, kita tidak mengulang lagi, kalau tidak terisi segera kita berpotensi menjadi Bank tidak sehat," ujarnya. 

Dia mengatakan, good corporate governance (GCG) Bank NTT saat ini ada di angka 3. Sehingga sangat penting agar struktural bisa terisi. Sebab, semakin lama itu dibiarkan maka GCG bisa terkoreksi alias tergerus. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved