Human Interest Story
FEATURE : Kisah Sedih Seorang Difabel Hidup Sebatang Kara, Petrus Bani Impikan Punya Tanah Sendiri
Saya ini biar susah pak. Tapi saya harap suatu hari punya tanah dan kalau saya mati juga biar saya mati di dalam rumah sendiri pak.
Ia mengaku sudah melewati semua kehidupan sulit yang mungkin tidak pernah dirasakan orang lain. Pondok di mana ia tinggal sebelumnya adalah rumah tempat orang berteduh ketika membakar batu merah.
Rumah tersebut sangat memprihatinkan. Petrus tidur di atas papan beralaskan tikar lusuh. Ia juga mencuci pakaian di kali yang tidak jauh dari pondok itu.
"Saya ini biar susah pak. Tapi saya harap suatu hari punya tanah dan kalau saya mati juga biar saya mati di dalam rumah sendiri pak," ungkapnya.
Baca juga: FEATURE: Ziarah Pengharapan di Wilayah Utara Ende, Arak Arca Bunda Maria Keliling 14 Paroki
Octo Naisau, seorang tetangga yang sering memperhatikan Petrus Bani mengaku sudah biasa membantu. Baginya, tidak ada masalah jika ia dan istrinya harus membantu konsumsi dan kebutuhan Petrus.
Selain masyarakat setempat, kata Octo, para suster The Daughters of Divine Zeal (Figlie del Divino Zelo;FDZ, dalam bahasa Italia); Putri-putri Panggilan Semangat Ilahi juga selalu membantu konsumen Petrus.
"Sekarang suster mereka setiap hari memperhatikan Bapa Petrus," ungkapnya.
Setiap siang seorang suster selalu mengantar makanan untuk Petrus Bani.
Makanan ini ia sisakan untuk dikonsumsi pada malam hari. Sementara itu pada pagi hari, Petrus selalu memasak makanannya sendiri.
Kamar tersebut, kata Octo, dibangun dari swadaya masyarakat sekitar dan Ikatan Keluarga Besar BGR, Tubuhue. Mereka bahu membahu membangun rumah ini dalam kurun waktu sehari.
Baca juga: FEATURE: Mama Olla Warga NTT Kembangkan Pasaran Warisan Tenun NTT di Nunukan Barat
Sedangkan atap dan dinding seng diberikan suster FDZ dan beberapa orang warga. Warga setempat menganggap Petrus Bani sebagai keluarga.
Mereka mengumpulkan uang untuk membayar iuran BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan dari Petrus Bani. Hal ini dimaksudkan agar ia bisa berobat ketika sakit.
"Ini Bapak Adolf Ampolo izinkan tanahnya untuk kami bangun kamar sederhana untuk bapak Petrus," ujarnya.
Ikatan Keluarga Besar BGR, Tubuhue juga memiliki kontribusi besar membantu pembangunan kamar untuk Petrus Bani. Octo menegaskan tidak akan meninggalkan Petrus Bani.
"Kami sudah pesan, kalau bapak ada butuh apa sampaikan saja," pungkasnya. (bbr)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
FEATURE: Merry Christin Umbudjima Temukan Jiwanya dalam Kafe No Limit Kupang |
![]() |
---|
FEATURE: Reaksi Mahasiswa FKKH Undana Saat Terima Beasiswa dari Radhiyan Pet & Care |
![]() |
---|
FEATURE: Festival Golo Koe 2025, JNE Beri Program Khusus Voucher Ongkir |
![]() |
---|
FEATURE: Dokter di RSUD WZ Johannes Berhasil Lakukan Operasi Kembar Siam Asal TTU |
![]() |
---|
FEATURE: Lewat Misi Mengalirkan Kebaikan, 1.380 KK di Adonara Rasakan Air Bersih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.