Ledakan Amunisi Kedaluwarsa di Garut
Jenis Amunisi yang Meledak Saat Dimusnahkan di Garut Jawa Barat
Amunisi yang dimusnahkan di Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) dan mengakibatkan 13 korban tewas merupakan amunisi tak layak pakai.
Maka dari itu, Amelia mendorong TNI dan Kemenhan untuk merelokasi dan mendesain ulang seluruh gudang amunisi TNI dengan mempertimbangkan dinamika demografi dan tata ruang.
Lalu, memperbarui standar pengamanan disposal amunisi secara nasional, serta menutup celah interaksi warga dengan material berbahaya, baik secara langsung maupun melalui aktivitas informal.
Baca juga: 393 Peluru dan 16 Granat Telah Diamankan di Huntara Flores Timur NTT
"Kami paham bahwa dulunya penempatan gudang amunisi mungkin berada di lokasi terpencil, namun seiring pertumbuhan penduduk, bisa jadi kawasan itu kini menjadi padat permukiman. Oleh karena itu, perubahan populasi tidak bisa dijadikan alasan untuk mengabaikan risiko yang ada," kata Amelia Anggraini.
Sementara itu, Amelia Anggraini mendukung TNI untuk melakukan investigasi menyeluruh dan independen atas kejadian ledakan amunisi expired di Garut.
Amelia Anggraini menegaskan bahwa seluruh rekomendasi hasil investigasi harus dijalankan dengan serius agar peristiwa semacam ini tidak terulang.
"Ke depan, dalam setiap rapat kerja dengan Kementerian Pertahanan dan Panglima TNI, Komisi I DPR RI akan terus memperbarui dan mengawasi sistem pengelolaan amunisi dan gudang persenjataan sebagai bagian dari upaya menjaga keselamatan prajurit dan masyarakat," imbuh Amelia Anggraini.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen Kristomei Sianturi menyebut warga yang menjadi korban ledakan amunisi expired di Garut, Jawa Barat, sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.
Namun, ternyata, ada bom yang belum meledak. Walhasil, ketika masyarakat sudah mendekat, mereka terkena ledakan susulan tersebut.
Kristomei Sianturi menekankan kegiatan masyarakat tersebut memang biasa mereka lakukan setiap ada kegiatan pemusnahan amunisi expired.
Baca juga: Granat dan Peluru yang Ditemukan Warga Flores Timur di Huntara Sempat Meledak
"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut," ujar Kristomei Sianturi, dalam live Kompas TV, Senin (12/5/2025).
"Nanti kita dalami lagi kenapa itu bisa terjadi. Sehingga mungkin ada ledakan kedua atau detonator yang belum meledak sebelumnya, sehingga ketika masyarakat mendekat ke sana terjadi ledakan susulan," sambung Kristomei Sianturi.
Revisi Kebijakan Pemusnahan Amunisi Kadaluarsa
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Dave Laksono meminta TNI melakukan investigasi mendalam usai terjadi ledakan yang merenggut nyawa 13 orang di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat.
"Saya meminta untuk TNI melakukan investigasi yang mendalam guna memastikan apakah standar operasional telah dijalankan dengan benar," kata Dave Laksono, kepada Kompas.com, Senin (12/5/2025).
Menurut Dave Laksono, investigasi perlu dilakukan untuk memastikan standar operasional peledakan sudah dijalankan dengan benar atau sebaliknya.
Dave Laksono pun mendorong TNI merevisi kebijakan pemusnahan amunisi agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Begitu pun, Dave Laksono merekomendasikan sejumlah hal kepada pemerintah dan TNI, meliputi meningkatkan pengawasan, melakukan audit prosedur keamanan, melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar lokasi pemusnahan, dan memberikan santunan kepada keluarga korban.
"Diharapkan pemerintah dan TNI segera mengambil langkah konkret guna memastikan keamanan masyarakat ke depannya," harap Dave Laksono.
Lebih lanjut, Dave Laksono menyampaikan dukacita mendalam akibat kejadian ini.
"Saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas insiden tragis ledakan amunisi tak layak pakai di Garut yang menyebabkan 13 korban jiwa, termasuk anggota TNI dan warga sipil," jelas Dave Laksono.
Baca juga: Kapuspen TNI Lakukan Investigasi Ledakan Amunisi di Garut yang Menewaskan 13 Orang
Sebagai informasi, kejadian itu mengakibatkan 13 korban tewas. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya merupakan anggota TNI AD.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen, Wahyu Yudhayana menjelaskan, ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat, terjadi saat jajaran Gudang Pusat Amunisi dan Pusat Peralatan TNI Angkatan Darat (AD) melakukan penyusunan detonator di salah satu lubang untuk meledakkan amunisi afkir.
Saat penyusunan tersebut, Wahyu Yudhayana menjelaskan bahwa tiba-tiba ledakan terjadi di sumur tersebut. "Termasuk (menyusun) sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi afkir tersebut.
Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," ujar Wahyu Yudhayana, dalam konferensi persnya, Senin (12/5/2025) pagi.
Pengamat Militer dari ISESS, Khairul Fahmi: TNI Lalai
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai ada potensi kelalaian dalam peristiwa ledakan amunisi yang menewaskan 13 orang di Garut, Jawa Barat.
"Ini tentu menimbulkan pertanyaan serius terkait kepatuhan terhadap prosedur pengamanan. Jadi, potensi adanya unsur kelalaian dalam pelaksanaan teknis di lapangan memang terlihat," kata Khairul Fahmi, saat dihubungi Kompas.com, Senin (12/5/2025).
Khairul Fahmi melihat video yang beredar setelah ledakan, pengamanan area dinilainya tidak mencukupi karena masih ada pergerakan warga sipil di sekitar lokasi.
Baca juga: Satgas Yonif 741/GN Pos Dafala Kabupaten Belu NTT Amankan Granat Nanas Aktif di Perbatasan
Khairul Fahmi mengatakan, pemusnahan amunisi tidak layak pakai adalah kegiatan rutin untuk menjaga keselamatan, karena amunisi yang mengalami penurunan fungsi bisa berbahaya.
Prosedur ketat juga telah diatur, termasuk pemilihan lokasi yang jauh dari permukiman dan pengendalian penuh zona steril.
"Mengingat kalau salah satu elemen ini tidak dilaksanakan secara konsisten, maka risiko kegagalan teknis dan jatuhnya korban meningkat drastis," kata Khairul Fahmi.

Namun demikian, Khairul Fahmi menekankan perlunya investigasi yang mendalam dari TNI dan pihak yang berwenang untuk memastikan apa penyebab utama kegiatan rutin itu bisa menjadi malapetaka dan menelan korban jiwa.
"Evaluasi menyeluruh sangat diperlukan agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang," tandas Khairul Fahmi.
Data terbaru korban insiden ledakan amunisi tersebut mencapai 13 orang, terdiri dari empat prajurit TNI dan sembilan warga sipil.
Ledakan terjadi pada Senin pagi (12/5/2025) sekitar pukul 09.30 WIB, di lokasi yang selama ini dikenal sebagai tempat rutin pemusnahan amunisi militer.
Baca juga: Briptu MR, Oknum Satlantas Polresta Kupang Kota Minta Korban PS Peluk, Cium Hingga OS
Menurut warga setempat, kegiatan semacam ini memang sudah sering dilakukan sebelumnya, dan biasanya warga mendapat imbauan untuk menjauh dari lokasi.
Sejumlah saksi mata menyebut bahwa sebelum pemusnahan dilakukan, sudah ada pemberitahuan dari petugas kepada warga untuk menjauh.
Namun, belum diketahui apakah seluruh warga sudah benar-benar menjauh dari radius berbahaya.
Terkait penyebab pasti ledakan, pihak TNI dan aparat terkait masih melakukan pemeriksaan di lapangan. Pemeriksaan lokasi dan identifikasi korban juga masih terus berlangsung. (kompas)
Berikut adalah 13 korban tewas dari ledakan amunisi di Garut:
1. Kolonel Cpm Antonius Hermawan (Kepala Gudang Gupusmu III Puspalad)
2. Mayor Cpl Anda Rohanda
3. Kopda Eri Priambodo
4. Pratu Aprio Setiawan
5. Agus bin Kasmin
6. Ipan bin Obur
7. Anwar
8. Iyus bin Inon
9. Iyus Rizal bin Saepuloh
10. Totok
11. Dadang
12. Rustiawan
13. Endang. (kompas)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Amunisi Meledak di Garut
Kabupaten Garut
Jawa Barat
Kapuspen TNI
POS-KUPANG.COM
Kristomei Sianturi
Khairul Fahmi
Amelia Anggraini
Wahyu Yudhayana
Budisatrio Djiwandono Minta TNI Audit Prosedur SOP Pemusnahan Amunisi Kadaluarsa |
![]() |
---|
Ayah Ikhlaskan Kepergian Kolonel Antonius Hermawan: Namanya Masuk Tentara, Kontraknya Berani Mati |
![]() |
---|
Ilmansyah Lolos dari Maut karena Disuruh Isi Tandon Air |
![]() |
---|
Tantang Maut di Garut Demi Uang Rp 6 Ribu, Pihak Desa Sagara Bantah Warga Memulung |
![]() |
---|
TNI Lalai, Warga Sipil Tewas Dalam Insiden Amunisi Meledak di Garut Jawa Barat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.