TTU Terkini

Pembangunan Jembatan Penghubung di Desa Makun dan Naku dalam Proses Penghitungan RAB

Anggaran pembangunan dua unit jembatan penghubung ini bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) BPBD Kabupaten TTU.

Penulis: Dionisius Rebon | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pemerintah desa, pemerintah Kecamatan Biboki Feotleu dan warga saat memperbaiki jembatan putus di wilayah Desa Makun 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dionisius Rebon 

POS-KUPANG.COM, KEFAMENANU - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU, Octho Nule menyebut saat ini pihaknya sedang berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kabupaten TTU untuk pembuatan gambar dan RAB (Rencana Alokasi Belanja) jembatan putus di Desa Makun dan Naku, Kecamatan Biboki Feotleu, Kabupaten TTU, NTT.

Hal ini untuk memetakan jumlah anggaran yang dibutuhkan untuk menuntaskan dua item yang rusak akibat bencana alam itu.

"Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa dikerjakan," ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Rabu, 30 April 2025.

Ia memastikan pembangunan kembali infrastruktur jembatan yang putus di Desa Naku dan Desa Makun Kecamatan Biboki Feotleu, Kabupaten TTU, NTT bakal dilaksanakan tahun 2025 ini.

Anggaran pembangunan dua unit jembatan penghubung ini bersumber dari Biaya Tak Terduga (BTT) BPBD Kabupaten TTU.

"Untuk Desa Makun ada satu lokasi yang putus dan kemudian di Desa Naku juga demikian," ujarnya saat diwawancarai POS-KUPANG.COM, Sabtu, 12 April 2025.

Ia menjelaskan, tim terpadu Pemkab TTU telah turun ke lokasi dan melakukan survei dan investigasi. Berdasarkan hasil rapat, pembangunan dua titik jembatan penghubung ini dibiayai melalui Biaya Tak Terduga (BTT) BPBD Kabupaten TTU.

Bupati TTU, kata Octho, telah melakukan disposisi untuk dilakukan pengerjaan dalam waktu dekat ini. Dua jembatan tersebut bakal dikerjakan dalam waktu dekat.

"Kita sedang menunggu gambar dan RAB supaya langsung dilakukan pengerjaan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, jembatan penghubung ruas jalan utama yang menghubungkan Desa Makun, Kecamatan Biboki Feotleu, Kabupaten Timor Tengah Utara, Provinsi NTT putus. Hal ini menyebabkan beberapa desa yang berada di kecamatan tersebut terancam terisolir.

Pasalnya, jalan tersebut merupakan satu-satunya ruas jalan penghubung Desa Makun. Kecamatan Kota Kefamenanu maupun menuju ke kecamatan lain di Kabupaten TTU.

Selain di titik tersebut, terdapat satu titik jembatan penghubung yang putus di Desa Naku. Dua titik jembatan tersebut putus dilanda banjir pada Bulan Februari 2025 lalu.

Hal ini menyebabkan mobilitas kendaraan dari dan keluar ke Desa Makun terhambat. Kendaraan roda empat maupun roda enam tidak dapat melintas di titik tersebut.

Baca juga: Polisi Periksa 6 Saksi Kasus Dugaan Penganiayaan Ketua DPP Paroki Santa Maria Ratu Oeolo TTU

Saat diwawancarai, Sabtu, 12 April 2025, Camat Biboki Feotleu, Irenius Abi, S.STP, M.Si mengatakan, pasca menerima laporan dari warga, pemerintah Kecamatan Feotleu bersama perintah desa dan masyarakat setempat bergotong royong membangun jembatan darurat di lokasi jembatan putus itu.

Pembangunan jembatan darurat ini bertujuan agar titik yang putus dilanda banjir ini bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.

Dikatakan Irenius, jembatan ini merupakan titik sentral yang menghubungkan Desa Makun menuju Kecamatan Biboki Utara, Kota Kefamenanu dan bahkan Kota Atambua, Kabupaten Belu.

Jika titik tersebut tidak diperbaiki, kata Irenius maka, warga dari lima desa di Kecamatan Biboki Feotleu terancam terisolir. 

"Ruas jalan ini dan khususnya titik ini merupakan sumbu utama menuju ke Kota Kefamenanu dan Kota Atambua," ujarnya.

Selama sepekan pasca dilanda banjir dan putus total, warga sangat kesulitan keluar dari wilayah Kecamatan Biboki Feotleu.

Pembangunan jembatan darurat tersebut merupakan inisiatif dari pemerintah dan masyarakat setempat. Mereka membangun jembatan darurat secara swadaya.

Ia menuturkan, jembatan yang putus di Desa Naku telah diperbaiki 2 pekan pasca dilanda longsor. Sementara jembatan di Desa Makun, baru diperbaiki beberapa hari yang lalu.

Masyarakat dan pemerintah setempat, lanjutnya, membangun jembatan darurat dengan panjang sekitar 3 meter. Sebelumnya, jembatan yang putus tersebut hanya bisa dilintasi kendaraan sepeda motor dan pejalan kaki.

Namun, pasca dibangun jembatan darurat itu, kendaraan roda empat seperti pikap dan dump truk bisa melintas dengan aman.

Apabila dua jembatan tersebut tidak dibangun dalam waktu dekat secara permanen, dipastikan jembatan darurat ini akan rusak jika dilanda longsor dan banjir lagi.

Alasan lain pembangunan dua jembatan ini dikatakan urgent karena titik tersebut merupakan sumbu utama mobilitas komoditas pertanian, kesehatan, manusia dan pemerintah. 

Meskipun sedikit mengobati kekhawatiran masyarakat setempat, jembatan ini dipastikan tidak dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. (bbr)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved