Opini

Opini: Dari Pemakaman Paus Fransiskus Menuju Konklaf

Novendiali adalah frase yang dipakai untuk periode sembilan hari perayaan Ekaristi untuk mengenang almarhum Paus.

Editor: Dion DB Putra
POS-KUPANG.COM/HO-FB GEREJA KATOLIK
PETI JENAZAH PAUS - Peti jenazah Paus Fransiskus ditutup pada upacara liturgi Jumat malam (25/4/2025). Paus Fransiskus dimakamkan, Sabtu (26/4/2025) di Basilika Santa Maria Maggiore, Roma. 

Oleh: Doddy Sasi, CMF
Ketua Tribunal Keuskupan Agung Kupang dan Dosen STIPAS Kupang.

POS-KUPANG.COM - Setelah merayakan pemakaman Paus Fransiskus pada hari Sabtu 26 April 2025, pukul 10.00 (Waktu Roma) dan menguburkan jenazahnya di Basilika Sta. Maria Mayor, maka Minggu 27 April 2025 (Minggu Kerahiman Ilahi) akan menjadi hari kedua dari “Novendiali” (9 Hari Berkabung). 

Novendiali adalah frase yang dipakai untuk periode sembilan hari perayaan Ekaristi untuk mengenang almarhum Paus. Novendiali akan dirayakan di Basilika Vatikan

Perayaan Novendiali menjadi sebuah perayaan yang terbuka untuk semua umat beriman. Misa Novendiali akan berlangsung setiap sore hingga hari Minggu, 4 Mei 2025. 

Dr. Doddy Sasi, CMF
Dr. Doddy Sasi, CMF (DOK PRIBADI)

Jika semua persiapan selesai tepat waktu, maka konklaf dapat dibuka dan dimulai paling cepat tanggal 5 Mei 2025, meskipun kemungkinan besar akan dimajukan pada tanggal 6 Mei 2025. 

Tapi bisa saja diantisipasi seperti kata Paus Benediktus XVI yang mengizinkan para kardinal “untuk mengantisipasi dimulainya konklaf jika diketahui bahwa semua kardinal yang terpilih hadir” (yang dalam kasusnya, dihitung sejak pemberitahuan awal tentang pengunduran dirinya).

Konklaf

Istilah Konklaf berasal dari Bahasa Latin cum clave - 'terkunci, menutup dengan kunci' - dan menunjukkan pertemuan para kardinal yang secara tradisional berlangsung di Kapel Sistina dalam mode 'terkunci' dan dengan sangat rahasia. 

Kata konklaf merujuk pada arti dari pertemuan para kardinal dari seluruh dunia di Vatikan setelah kematian atau pengunduran diri seorang Paus, untuk memilih penggantinya, dengan cara yang ditetapkan oleh hukum khusus Gereja.

Secara teoritis, konklaf dapat dimulai pada 5 Mei 2025, setelah misa terakhir Novendiali

Meskipun Kolegium para Kardinal-lah yang menentukan tanggal untuk pemilihan Paus tapi, “tidak lebih awal dari lima belas hari dan tidak lebih lambat dari dua puluh hari sejak awal Sede vacante,”.

Menurut tradisi, pemilihan pertama Paus yang diadakan di tempat tertutup terjadi pada tahun 1118; para kardinal bertemu di Roma, di biara San Sebastiano dan saat itu Gelasius II yang terpilih menjadi Paus. 

Di antara Konklaf yang tercatat dalam sejarah adalah ada satu Konklaf yang paling lama yakni konklaf tahun 1270, ketika penduduk Viterbo (tempat kedudukan kepausan saat itu), mengunci para kardinal di dalam istana kepausan dan baru setelah 1006 hari barulah Seorang Paus terpilih yakni Paus Gregorius X. 

Konklaf tercepat yang pernah ada adalah konklaf yang menghasilkan pemilihan Paus Yulius II pada tahun 1503. Paus Yulius II terpilih secara cepat dalam waktu 10 jam.

Beberapa Aturan Konklaf

“Extra omnes”, ‘Semua keluar’, adalah frasa yang digunakan untuk menandai dimulainya konklaf

Para kardinal pemilih, yang harus berusia di bawah 80 tahun, yang memilih Paus. 

Sejak tahun 2005, selama periode pemungutan suara, para Kardinal akan menginap di Santa Marta dan mereka dilarang menggunakan perangkat apa pun atau melakukan kontak dengan dunia luar. 

Peraturan pemungutan suara mengikuti peraturan yang diumumkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1996 dengan Konstitusi Apostolik Universi Dominici Gregis (UDG), yang kemudian diamandemen oleh Benediktus XVI pada tanggal 26 Juni 2007. 

Menurut ketentuan baru, setelah pemungutan suara ke-33 atau ke-34, akan ada limpasan suara pada dua kardinal yang menerima suara terbanyak dalam pemungutan suara terakhir, tetapi tetap diperlukan juga mayoritas dua pertiga suara.

Setiap hari, untuk memilih pengganti Paus Fransiskus, akan ada dua kali asap: satu pada akhir pagi (sekitar jam 12 siang) dan yang lainnya pada jam 7 malam (19.00 Waktu Roma). 

Pada akhir setiap pemungutan suara, surat suara dibakar dengan tambahan pewarna: hitam, jika tidak ada yang terpilih; putih, jika Bapa Suci yang baru telah terpilih. 

Asap yang mengepul dari cerobong asap Istana Kepausan, juga memberi tahu umat beriman yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus tentang tidak adanya pemilihan atau pemilihan. 

Asap berwarna putih hanya jika Paus yang baru menerima keterpilihannya. Pada akhir Konklaf, dan ketika pemungutan suara selesai, Paus yang baru beristirahat di 'Ruang Air Mata' (Stanza delle lacrime), di sakristi Kapel Sistina, untuk kemudian mengenakan jubah suci kepausan dan tampil untuk pertama kalinya di depan umat. (*)

Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved