Anggota DPRD Sidak RSUD Bajawa
Respon Kadis Kesehatan Ngada Terkait Kekosongan Obat di RSUD Bajawa
Berdasarkan hasil inspeksi Anggota DPRD Ngada, menyatakan bahwa benar kekosongan obat di RSUD Bajawa sudah terjadi sejak Februari 2025 lalu.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Charles Abar
POS-KUPANG.COM,BAJAWA - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada dr. Yovita Maria Bernaditte Moi, M.M, menanggapi terkait kekosongan obat di RSUD Bajawa Kabupaten Ngada yang dikeluhkan oleh masyarakat belakangan.
Keluhan dan laporan dari masyarakat itu direspon oleh Pimpinan dan Anggota DPRD Ngada dengan melakukan sidak di RSUD Bajawa, Selasa (22/4/2025).
Berdasarkan hasil inspeksi Anggota DPRD Ngada, menyatakan bahwa benar kekosongan obat di RSUD Bajawa sudah terjadi sejak Februari 2025 lalu.
Direktur Utama RSUD Bajawa dr. Paulina H. H. menjawab berbagai pertanyaan DPRD Ngada prihal kekurangan obat itu karena ada kefakuman PPK Pengadaan sehingga tidak bisa mengeluarkan SK oleh PPK untuk pengadaan obat.
Adapun PPK yang sudah mendapatkan SK sebelumnya tidak memenuhi syarat karena belum memiliki sertifikat tipe C.
Baca juga: Kecewa, Warga Kabupaten Ngada NTT Minta Pemerintah Benahi Pelayanan di RSUD Bajawa
"Kita sudah kasi keluar SK untuk PPK sejak Februari, rumah sakit mengajukan kita konsultasi dengan sumpro ternyata tidak ada relaksasi lagi untuk PPK kalau tidak ada sertifikat tipe C, yang ada itu di dinas kesehatan, sehingga PPK dari dinas kesehatan," kata Aty Due, Selasa malam.
Kadis Aty mengatakan, karena tidak ada relaksasi berdasarkan koordinasi dengan Sumpro sehingga Dinas keluarkan SK PPK baru pada bulan Maret.
Aty mengatakan, sebenarnya kelangkaan obat itu kalau dengan perencanaan yang baik sudah harus memperhitungkan buffer stok diawal tahun dengan tiga bulan pertama.
Selain itu, apotik pelengkap yang sudah bekerjasama dengan rumah sakit seharusnya melengkapi kebutuhan obat di Rumah Sakit pra proses pengadaan di laksanakan.
"Jika sewaktu-waktu memerlukan, mereka ada dana emergency, mereka bisa langsung membelanjakan, jadi alasan karena PPK kerja lambat sebenarnya bukan alasan yang tepat," kata dr.Aty Due.
Ia mengatakan saat ini tengah dalam proses pembelajaran, ada juga jenis obat sudah dalam perjalanan.
Kadis Aty juga menekankan kepada pihak RSUD Bajawa agar kedepan perlu ada buffer stok sehingga tidak mengalami kekosongan.
"Pengadaan bukan menjadi alasan, dana emergency di DPA rumah sakit itu bisa digunakan," ujarnya. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.