Paskah 2025

Ribuan Umat Paroki Katedral Atambua Ikuti Prosesi Jalan Salib Hidup

Dengan langkah perlahan dan wajah penuh penghayatan, umat mengikuti kisah sengsara Yesus dalam 14 perhentian, yang diperankan secara hidup oleh para p

Penulis: Agustinus Tanggur | Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/AGUS TANGGUR
Ribuan umat Katolik Paroki Katedral Atambua mengikuti prosesi Jalan Salib Hidup yang dilaksanakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Atambua, bersama dengan THS-THM dan Pemuda Katolik Keuskupan Atambua, Jumat 18 April 2025. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur

POS-KUPANG.COM, ATAMBUA- Ribuan umat Katolik Paroki Katedral Atambua mengikuti prosesi Jalan Salib Hidup yang dilaksanakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Atambua, bersama dengan THS-THM dan Pemuda Katolik Keuskupan Atambua, Jumat 18 April 2025.

Dimulai dari halaman SMAK Suria Atambua, prosesi berjalan menyusuri jalan Ki Hajar Dewantara hingga tiba di Gua Maria Toro, di Kelurahan Tulamalae, Kabupaten Belu. 

Dengan langkah perlahan dan wajah penuh penghayatan, umat mengikuti Kisah Sengsara Yesus Kristus dalam 14 perhentian, yang diperankan secara hidup oleh para pemuda gereja.

Meski diguyur hujan, tak menyurutkan semangat para pelakon dan umat sehingga suasana tetap khidmat. 

Pantauan Pos Kupang, di beberapa titik, isak tangis terdengar bukan karena cuaca, tetapi karena hati yang tersentuh oleh drama iman yang begitu nyata.

Di Perhentian Keempat, ketika Yesus bertemu dengan Maria, ibu-Nya. Ela, pemeran Bunda Maria, tak mampu menahan air mata. Dengan wajah pilu dan suara gemetar, ia menghayati peran sebagai seorang ibu yang menyaksikan anaknya diperlakukan dengan kejam.

Beberapa umat yang menyaksikan pun ikut menitikkan air mata. Meski di tengah guyuran hujan, umat menyeka wajah dan berdoa dalam diam.

“Saat Yesus bertemu Bunda Maria, saya langsung teringat ibu saya sendiri. Rasanya perih sekali membayangkan penderitaan itu,” ungkap Marta seorang Umat Katedral. 

Tampak saat mulai pakaian Yesus di tanggalkan hingga Turun dari Kayu Salib suasana semakin hening. 

Rikardus Afeanpah, yang memerankan Yesus, memikul kayu salib besar dan naik ke bukit kecil tempat salib berdiri. 

Tubuhnya lelah, wajah dan badannya penuh luka tapi ekspresinya menunjukkan penderitaan yang begitu mendalam. 

Ketika palu seolah menghantam tangan Yesus di kayu salib, suara umat hening. Tak ada kata-kata.

Pastor Paroki Katedral St. Maria Imakulata Atambua, RM. Agustinus Seran Berek, Pr, mengajak umat untuk merenungkan makna salib dalam kehidupan sehari-hari.

“Ziarah Jalan Salib Hidup ini diharapkan membuat kita, khususnya umat Katolik Katedral Atambua yang mengikuti prosesi ini belajar menerima beban salib dalam hidup masing-masing dan mempersatukannya dengan salib Kristus. Pasrah dengan iman, sehingga salib itu menjadi ringan karena kita tidak menanggungnya sendiri, Tuhan memikulnya bersama kita,” ujar Pastor Agus.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved