Paskah 2025
Jumat Agung di Paroki St. Fransiskus Assisi Kolhua, Umat Mengenang Sengsara dan Wafat Yesus Kristus
Pater Cyrilus Eko menekankan Jumat Agung merupakan inti dari perayaan Paskah. Sebab tanpa penderitaan dan kematian Tuhan Yesus, tidak akan pernah ada
Penulis: Eflin Rote | Editor: Eflin Rote
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Eflin Rote
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Umat Katolik Paroki Santo Fransiskus Assisi Kolhua mengenang sengsara dan wafat Yesus Kristus dalam misa Jumat Agung, Jumat (18/4/2025) siang.
Jumat Agung sendiri merupakan bagian dari rangkaian hari raya Paskah dan Tri Hari Suci. Pantauan POS-KUPANG.COM, misa yang dipimpin Pater Cyrilus Eko berlangsung khidmat.
Dalam homilinya, Pater Cyrilus Eko menekankan Jumat Agung merupakan inti dari perayaan Paskah. Sebab tanpa penderitaan dan kematian Tuhan Yesus, tidak akan pernah ada kebangkitan dan kemenangan.
"Tanpa kematian Yesus Kristus di Jumat Agung, tidak mungkin ada kebangkitan yang mulia. Hari ini disebut Jumat Agung karena merupakan puncak pelayanan Yesus di dunia. Disebut agung dan paling mulia, karena pelayanan Yesus adalah kasih," ujarnya.
Yesus, lanjutnya, dengan rela pergi ke Yerusalem, meskipun Ia tahu Ia akan mati. Dia disambut dan dieluk-elukan di Yerusalem, lalu berbalik diolok, dihina bahkan diludahi. Meski begitu, Yesus tetap rela mati di kayu salib karena ketaatan kepada BapaNya.
"Tidak hanya karena taat kepada kehendak Allah, kerelaan Yesus untuk mati di kayu salib juga sebab kasihNya yang besar kepada kita umat manusia. Karena kasih maka Ia taat dan karena kasih dan ketaatan Ia rela mati di kayu salib. Tidak ada kasih yang lebih berkuasa selain kasih Yesus yang disalib," terangnya.
Baca juga: Khidmat, Misa Kamis Putih di Paroki St. Fransiskus Assisi Kolhua Kupang
Pater Cyrilus Eko juga mengajak umat untuk memaknai kematian Yesus dengan memberi diri tanpa batas. Memikul salib dan mengasihi salib kita sendiri.
"Kita diajak untuk saling memikul salib dan bahkan salib saudara kita yang membutuhkan. Jangan berharap pada kasih manusia, berharaplah pada kasihNya, karena kasihNya tidak akan pernah berubah dan kekal selama-lamanya," pungkasnya.
Dalam perayaan Jumat Agung, umat Katolik mengenang sengsara dan wafat Yesus. Gereja juga menjalankan puasa Paskah sebagai bentuk persiapan rohani untuk menyambut sukacita kebangkitan Tuhan.
Sementara RD Longginus Bone, Pr dalam homilinya mengatakan, pementasan Tablo pada jalan salib yang dimulai pukul 08.00 Wita merupakan momentum tepat bagi umat Katolik untuk merenungkan kesengsaraan Yesus dalam praktik hidup manusia sehari-hari.
Paroki Santo Fransiskus Assisi, Kolhua Kota Kupang menggelar misa Jumat Agung sebanyak dua kali. Misa pertama mulai pukul 12.00 Wita dipimpin RD Longginus Bone, Pr, dan dimeriahkan koor dari KUB Santo Gregorius Agung. Sedangkan misa kedua mulai pukul 15.00 Wita dipimpin Pater Cyrilus Eko.
Jumlah umat pada misa kedua lebih banyak dari misa pertama. Bahkan sampai membludak diluar gedung gereja. Meski demikian, misa berlangsung khusyuk. (lin)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.