Kota Kupang Terkini

Ditahan Majelis Hakim, Anak-Anak Erik Mella Tegaskan Ayah Mereka Bukan Pembunuh

Ayah mereka bukan pelaku pembunuhan dan meminta majelis hakim untuk mempertimbangkan kondisi keluarga sebelum mengambil keputusan penahanan.

|
Penulis: Ray Rebon | Editor: Sipri Seko
POS-KUPANG.COM/HO-DOKUMEN PATRICK MELLA
ERIK DAN ANAK - Pose bersama, Plt Kepala Biro Umum Setda Provinsi NTT, Erik Mella bersama keempat anaknya. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Patrick Mella, anak sulung dari pasangan Erik Mella dan almarhumah Linda Maria Bernadine Mella-Brand, angkat bicara terkait proses hukum yang menjerat ayahnya dalam dugaan pembunuhan terhadap ibu mereka. 

Ia menegaskan, ayah mereka bukan pelaku pembunuhan dan meminta majelis hakim untuk mempertimbangkan kondisi keluarga sebelum mengambil keputusan penahanan.

Pernyataan ini disampaikan Patrick mewakili ketiga adiknya, Johan R.B. Mella, Sharon T. Mella dan Maret F. Mella kepada POS-KUPANG.COM, Selasa (15/4/2025).

"Yang Mulia Majelis Hakim, kami kecewa dengan putusan penahanan bapak kemarin," ujar Patrick.

Patrick menjelaskan, sejak meninggalnya sang ibu pada tahun 2013, ia dan ketiga adiknya sepenuhnya bergantung pada ayah mereka. 

Penahanan tersebut, menurutnya, tidak hanya mengguncang kehidupan mereka secara emosional, tetapi juga berdampak pada pendidikan dan kondisi psikologis dan mental keluarga. 

"Kami adalah korban. Bapak bukan pembunuh. Tuduhan terhadap bapak itu tidak benar," tegasnya.

Patrick mengenang kembali peristiwa duka tahun 2013, saat sang ibu meninggal dunia. 

Ia menjelaskan bahwa ketika kejadian, seluruh anggota keluarga, termasuk ayah mereka, sedang berada di ruang makan.

Sang ibu sempat berpamitan untuk mandi. Tak lama berselang, terdengar suara keras dari kamar mandi.

Mendengar itu, Erikh Mella bersama ia dan adik-adiknya dan semua keluarga disaat itu bergegas menuju kamar mandi sambil memanggil istrinya. Karena tidak ada jawaban dan pintu kamar mandi terkunci, sang ayah mendobrak pintu dan menemukan istrinya tergeletak di lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri.

"Bapak langsung menggendong mama ke kamar terdekat untuk membersihkannya, karena saat jatuh, mama sedang buang air besar. Waktu itu bapak dibantu oleh salah satu tetangga," tutur Patrick.

Setelah itu, almarhumah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kupang dengan menggunakan bemo, didampingi om dan tanta. Namun sayangnya, setibanya di rumah sakit, nyawa sang ibu tidak bisa diselamatkan.

Patrick juga menepis tuduhan adanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dalam keluarga mereka.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved