Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 14 April 2025, "Meminyaki Kaki Yesus"

Hanya orang yang punya pengaruh atau punya status sosial yang tinggi baru bisa dilakukan dengan cara ini. Karena cara yang umum adalah hanya dibasuh

Editor: Eflin Rote
DOK PRIBADI
Br. Pio Hayon, SVD. 

Renungan Harian Bruder Pio Hayon SVD
Hari Senin dalam Pekan Suci

Senin,  14  April  2025.  
Bacaan I: Yes. 42: 1-7
Injil:  Yoh. 12: 1-11

“Meminyaki Kaki Yesus

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus

Salam damai  sejahtera untuk kita semua. Meminyaki kaki seseorang tamu dalam tradisi Yahudi hanya terjadi pada orang yang dianggap layak atau mulia di status sosial kemasyarakatan. Hanya orang yang punya pengaruh atau punya status sosial yang tinggi baru bisa dilakukan dengan cara ini. Karena cara yang umum adalah hanya dibasuh dengan air biasa saja. 

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Hari ini kita memasuki hari pertama pekan suci setelah minggu palma. Kita akan merenungkan bacaan dari kitab nabi Yesaya dan injil Yohanes.

Dalam bacaan pertama dari kitab nabi Yesaya 42:1-7, kita diperkenalkan kepada hamba Tuhan yang diurapi, yang akan membawa keadilan dan terang kepada bangsa-bangsa. Hamba ini bukan hanya seorang pemimpin, tetapi juga simbol harapan bagi umat manusia.

Dia akan mendengar dan melayani dengan lembut, serta membawa keselamatan kepada semua yang terhilang. Gambar ini menyiapkan hati kita untuk mengenali siapa Yesus sebagai Mesias yang diurapi.

Selain itu, dalam Injil Yohanes 12:1-11, kita menyaksikan momen intim di mana Maria, saudara perempuan Lazarus, mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu yang mahal.

Tindakan ini bukan hanya merupakan ungkapan cinta dan penghormatan, tetapi juga gambaran pengakuan akan kematian dan kebangkitan Yesus yang akan datang. Maria menunjukkan kerendahan hati dan kesadaran akan identitas Yesus, sementara Yudas Iskariot mengkritik tindakan tersebut sebagai pemborosan.

Di tengah kritik Yudas, Maria tetap teguh pada keyakinannya. Hal ini mengajak kita untuk merenungkan: apakah kita berani berdiri untuk iman kita, meskipun menghadapi penilaian atau penolakan?

Mari kita belajar dari Maria untuk menunjukkan kasih dan penghormatan kepada Yesus dalam setiap tindakan kita, serta mengingat bahwa setiap ungkapan cinta kepada-Nya adalah sebuah pengorbanan yang berharga.

Introspeksi yang kita buat dalam permenungan kita dari kedua bacaan ini adalah bahwa renungan ini mengajak kita untuk merenungkan beberapa pertanyaan: apa makna tindakan Maria dalam konteks iman kita?

Bagaimana kita dapat menunjukkan kasih dan penghormatan kepada Yesus dalam kehidupan sehari-hari? Apakah kita bersedia mengorbankan sesuatu yang berharga demi mengikuti panggilan Tuhan?

Dalam situasi di mana kita merasa tertekan oleh kritik atau penilaian orang lain, bagaimana kita dapat tetap setia pada panggilan kita untuk melayani dan mencintai?

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved