Pejabat Kemko dan Kementan akan Hadiri Panen Raya Jagung PT SMJ di Seminari Kisol

Laporan Reporter  POS-KUPANG.COM, Robert Ropo

POS-KUPANG.COM, BORONG - Sejumlah pejabat dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kemenko RI serta sejumlah bupati akan hadiri acara panen raya simbolis jagung milik PT Silvano Maynard Jaya (SMJ) bersama Mitra di demplot Seminari Pius XII Kisol, Kelurahan Tanah Rata, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur, Kamis 10 April 2025.

Berdasarkan Informasi yang diperoleh POS-KUPANG.COM di lokasi bahwa ada pejabat dari Kementerian Pertanian dan Kemenko yang akan hadir mewakili pemerintah pusat. Selain itu, ada Bupati Manggarai Timur, Agas Andreas, Wakil Bupati Manggarai Timur, Tarsisius Syukur, Bupati Manggarai, Herybertus GL Nabit, Wakil Bupati Nagekeo, dan juga pejabat yang akan mewakili bupati dari Manggarai Barat, Ngada dan Kabupaten Sikka hadir melakukan panen raya jagung tersebut. 

Karena itu, panitia yang tergabung baik Pemda Manggarai Timur, PT SMJ bersama para mitra melakukan gladi persiapan untuk penyambutan para tamu dan kesuksesan dalam kegiatan panen raya jagung itu, Rabu 9 April 2025.

Agas Andreas, Rabu 9 April 2025 mengatakan, panen raya ini merupakan kegiatan bersama antara Pemda Manggarai Timur dengan PT SMJ bersama mitra. Karena itu, pihaknya perlu mempersiapkannya dengan baik untuk kelancaran kegiatan tersebut. 

Agas menyampaikan terima kasih kepada PT SMJ bersama mitranya yang telah melaksanakan program pengembangan jagung di Manggarai Timur. Menurutnya dengan pola yang dilakukan oleh  PT SMJ kini penghasilan para petani di bidang budidaya jagung semakin baik. 

Direktur PT SMJ, Silvester Sudin menerangkan terkait persiapan panen raya jagung. Mulai dari para pejabat diterima secara adat hingga mengikuti ekspo di lokasi jagung yang siap dipanen. 

Sivester juga menerangkan, hadirnya PT SMJ berkolaborasi dengan Mitra memberikan praktek baik terkait pembudidayaan jagung. Ia mengatakan PT SMJ menerapkan pola 4 P dimana mulai dari pemberdayaan. Kemudian memberikan pelatihan mulai dari petani tidak tahu menjadi tahu, dari malas hingga tidak malas, dari tidak berani hingga berani.

Kemudian memberikan pendampingan selama proses pembudidayaan sehingga hasilnya meningkat dari dari 1 hektar hasilnya menjadi 10 ton. Hal ini berdampak pada kesejahteraan bagi petani itu sendiri. (rob)