Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Minggu 6 April 2025,Berkomitmen Menegakkan Kebenaran

Hari ini, di gereja kita, mungkin tidak ada aktivitas dagang yang menyebabkan orang lain terusir dan tidak memiliki tempat di ruang ibadah.

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Renungan Harian Kristen Minggu 6 April 2025,Berkomitmen Menegakkan Kebenaran
POS-KUPANG.COM/HO-TANGKAPAN LAYAR
RENUNGAN KRISTEN - Cover Renungan Harian Kristen edisi April 2025. Renungan Harian Kristen Minggu 6 April 2025,Berkomitmen Menegakkan Kebenaran

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen Minggu 6 April 2025 dengan judul Berkomitmen Menegakkan Kebenaran.

“Bukankah ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa? Namun kamu ini telah menjadikannya sarang penyamun!”.

Renungan Harian Kristen ini merujuk pada Kitab Markus 11:15-19.

Artikel ini dilansir dari buku Renungan Harian Suluh Injil, ditulis oleh anggota Komunitas Suluh Injil.

Renungan berdasarkan Alkitab dan ajaran iman Kristen, yang bersumber dari Alkitab - LAI Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Jumat 4 April 2025, Sukacita Merayakan Hidup Baru

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt. Yudith A. Nunuhitu Follabessy, M.Si, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi April 2025.

Tema Bulan April 2025, Damai Kristus di Tengah Keluarga.

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen:

Hari Raya Paskah sudah dekat. Semua orang Yahudi dimana pun berada pulang ke kota kudus, Yerusalem untuk merayakannya.

Kota Yerusalem dan sekitar Bait Allah dipenuhi umat Allah yang ingin beribadah dan mengadakan upacara korban sesuai ketentuan agama.

Beragam hewan kurban diperjual-belikan untuk kepentingan ritual keagamaan.

Para penjual berlomba menawarkan hewan kurban dengan harga bersaing, namun tetap untung.

Pertama, Tuhan Yesus sangat marah, Ia membalikkan meja pembayaran para penjual dan mengingatkan mereka akan firman Tuhan, yang Ia kutip dari kitab Yesaya 56:7, “Rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”

Penduduk lokal telah mengubah rumah doa bagi segala bangsa menjadi seperti pasar jual-beli hewan kurban.

Sementara orang dari berbagai suku bangsa yang datang berziarah, tidak lagi memiliki ruang doa dan akses di rumah ibadah, karena pelataran yang diperuntukkan bagi mereka telah berubah fungsi.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved