Renungan Harian Kristen

Renungan Harian Kristen Jumat 4 April 2025, Sukacita Merayakan Hidup Baru

Ia disambut sebagai anak. Sebelum seorang pun melihat anak yang datang, sang bapa sudah melihat dan mengenal sang anak dari kejauhan.

Editor: Oby Lewanmeru
zoom-inlihat foto Renungan Harian Kristen Jumat 4 April 2025, Sukacita Merayakan Hidup Baru
POS-KUPANG.COM/HO-TANGKAPAN LAYAR
RENUNGAN KRISTEN - Cover Renungan Harian Kristen edisi April 2025. Renungan Harian Kristen Jumat 4 April 2025 dengan judul, Sukacita Merayakan Hidup Baru.

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Renungan Harian Kristen Jumat 4 April 2025 dengan judul, Sukacita Merayakan Hidup Baru.

Anakku telah mati dan kini hidup kembali. Ia telah hilang dan kini ditemukan kembali. Lalu mulailah mereka bersukaria.

Renungan Harian Kristen ini merujuk pada Kitab Lukas 15:20-24.

Artikel ini dilansir dari buku Renungan Harian Suluh Injil, ditulis oleh anggota Komunitas Suluh Injil.

Renungan berdasarkan Alkitab dan ajaran iman Kristen, yang bersumber dari Alkitab - LAI Terjemahan Baru Edisi 2 (TB2).

Baca juga: Renungan Harian Kristen Kamis 3 April 2025, Pulang Karena Kasih Bapa

POS-KUPANG.COM telah mendapat izin dari Pdt. Yudith A. Nunuhitu Follabessy, M.Si, anggota Tim Penyusun Renungan Harian Suluh Injil edisi April 2025.

Tema Bulan April 2025, Damai Kristus di Tengah Keluarga.

Simak selengkapnya Renungan Harian Kristen:

Bebas dari penderitaan hidup tentulah menjadi keinginan kita semua. Dalam perumpamaan ini sang anak terlanjur menjadi budak dan ketika ia memutuskan pulang ke rumah bapanya, di pikirannya ia tetaplah budak sebagaimana yang diberikan dunia kepadanya.

Ia sudah menyebabkan status anak hilang dan tak layak baginya.

Namun menjadi budak di rumah bapa jauh lebih berharga dari pada menjadi budak bagi orang lain yang tak berbelas kasihan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen Rabu 2 April 2025, Hilang Akibat Terpisah Dari Bapa

Ia telah sadar bahwa sukacita terkecil di rumah bapa jauh lebih baik dari pada ribuan sukacita duniawi di luar bapa.

Pertama, sukacita hati bapa. Sejak sang bapa melihat anaknya dari kejauhan, sudah terlihat ada sukacita besar di hati bapa dan sukacita yang tersedia bagi sang anak.

Ia tidak disambut seperti seorang budak upahan yang ingin datang bekerja dan melayani tuannya.

Ia disambut sebagai anak. Sebelum seorang pun melihat anak yang datang, sang bapa sudah melihat dan mengenal sang anak dari kejauhan.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved